Breaking News

Mengenal Agama Suku Nias Kuno

Nias, MimbarBangsa.co.id Sebelum masuk Injil di Pulau Nias, agama kepercayaan Suku Nias adalah fanömba adu yang disebut Pelebegu.

Pelebegu adalah nama agama asli diberikan oleh pendatang, yang berarti “penyembah roh”. Nama yang dipergunakan oleh penganutnya sendiri adalah fanömba adu (penyembah berhala). Sifat agama ini adalah bersifat pada penyembahan roh leluhur. Praktek dalam penyembahan ini mereka membuat patung-patung kayu.

Adu menurut cerita orang dulu katanya contoh atau gambaran orang tua yang dibuat dari pahatan kayu atau dari batu. Tujuan mereka membuat ini disembah dijadikan tuhan mereka. Mereka memohon agar banyak buah tanaman dan berkembang hewan peliharaan seperti babi. Katanya ini sudah dibuktikan ketika menyembah patung tersebut.

Agama Suku beragam kepercayaan atau keyakinan, di antaranya kepercayaan kepada dewa pencipta, dewa atas dan dewa bawah semesta alam, kepercayaan kepada kekuatan gaib dan roh halus, kepercayaan kepada kuasa arwah nenek moyang, kepercayaan kepada kekuatan alam dan kesetiaan kepada pola tradisi. Kepercayaan ini dibuat dalam wujud yang bisa kelihatan dan diraba seperti patung, mökö-mökö, pohon, sungai, angin, angin, hewan dan manusia.

Agama Suku beragam kepercayaan atau keyakinan, di antaranya kepercayaan kepada dewa pencipta, dewa atas dan dewa bawah semesta alam, kepercayaan kepada kekuatan gaib dan roh halus, kepercayaan kepada kuasa arwah nenek moyang, kepercayaan kepada kekuatan alam dan kesetiaan kepada pola tradisi. Kepercayaan ini dibuat dalam wujud yang bisa kelihatan dan diraba seperti patung, mökö-mökö, pohon, sungai, angin, angin, hewan dan manusia.

  1. Gul̦ menyederhanakan deskripsi agama Suku dapat diuraikan sebagai berikut: bahwa semesta alamini Рmakro kosmos- diciptakan dan dipelihara oleh dua dewa. Dewa pencipta dan dewa yang memerintah adalah lowalangi, yang bertakhta di dunia atasdan dewa yang menjaga dan pemelihara adalah lature dan̦ yang menghuni dunia bawah.

Dewa-dewa yang terpenting dalam agama Fanomba adu yaitu Lowalangi sebagai raja segala dewa dari dunia atas, Lature Danö raja dewa di dunia bawah, dan Silewe Nasarata yang melindung para ere (para pemuka agama).

Lowalangi adalah nama yang dipakai orang Kristen khususnya Suku Nias untuk penyebutan nama Allah saat ini. Orang Nias yang beragama Kristen saat ini menyebut nama Allah Lowalangi karena salah seorang misionaris yang bernama Denninger mengambil nama tersebut untuk menerjemahkan nama Allah. Konsep Allah dalam kekristenan dikontekstualisasikan dalam agama Suku Nias dan hal ini digunakan dalam agama Suku. Pemahaman tentang Lowalangi saat ini bukan seperti pemahaman agam Suku.

 

Dorkas O. Daeli dalam disertasinya menulis, Lowalangi tidak dipahami sebagai dewa penguasa dunia atas sebagai yang dipahami oleh agam Suku Nias melainkan Lowalangi dipahami sebagai Allah Bapa yang sejati yang diakui sebagai satu-satunya Allah yang benar – Allah Tritunggal: Bapa, Putra dan Roh Kudus, tiga pribadi yang berbeda di dalam hakikat yang satu . Allah dalam Injil atau Firman Allah dimana Injil menerangi budaya dalam hal ini pemahaman Allah memasukipemahaman Lowalangi yang akhirnya diterima konsep bahwa Allah itu adalah Lowalangi yang hidup, yang berkarya dan yang berfirman dalam konteks masyarakat Nias sekarang ini. Sehingga menggunakan istilah Lowalangi yang diingat dikenal dan disembah adalah Allah dalam kekristenan

Nama lowalangi ini sebenarnya adalah nama dari anak dari raja Sirao yang bungsu, dialah yang berhasil memenangi sayembara perebutan tahta ayah mereka dengan kata lain luo wemöna. Dewa Lowalangi saat ini dikenal masyarakat Suku Nias sebagai nama penyebutan nama Allah Tritunggal yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS