Breaking News

Awas Opini Wartawan Dalam Berita!

Materi Jurnalistik

Nias Selatan, HarianNias.com -
Larangan keras dalam jurnalistik adalah wartawan menulis opini atau pendapat pribadinya terhadap suatu pesoalan atau obyek dalam berita yang dipublikasikannya. Wartawan tidak boleh berpendapat, tetapi harus menyampaikan pendapat orang berkaitan dengan gagasan berita.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), opini adalah pikiran, pendapat atau pendirian terhadap sesuatu yang bersifat sumbyektif. Opini ini bisa dipastikan belum teruji melalui metode ilmiah yang biasa berlaku di dunia keilmuan.

Harus diingat, tugas wartawan adalah melayani masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasi, bukan membuat opini dalam berita. Jika wartawan ingin beropini, sebaiknya dia menulis artikel opini yang halamannya tersendiri di media cetak,online, radio, televinsi atau media elektronik lainnya.

Dalam diri wartawan tentu akan muncul berbagai pertanyaan berkaitan dengan objek berita. Ini disebabkan sikap skeptis atau meragukan segala hal yang diterimakanya dan mepertanyakan ulang kebenarannya. Dengan sikap ini, wartawan memang akan mengalami kemajuan yang bagus untuk mengumpulkan fakta dan keterangan yang mendekati kebenaran.

Jika sikap kritis itu muncul, maka jalan keluarnya adalah wartawan pergi ke pakar atau orang yang ahli / berkompenten di bidangnya. Tanyakan hal-hal yang menurut wartawan perlu dikritisi. Namun disarankan, wartawan jangan berhenti atau merasa cukup dengan satu pendapat, jika ingin mendekati kebenaran fakta. Tanyakan pula pada sumber-sumber lain yang berkaitan. Dengan cara ini, wartawan akan meperoleh gambaran atau kontruksi persoalan yang sebenarnya.

Kalimat yang mengandung opini terkadang tidak disadari oleh wartawan yang bersangkutan. Karena itu, cermati contoh-contoh kalimat tersebut di bawah ini;

  • Indonesia bisa menjadi negara maju
  • Bakso Yanato di KPN itu rasanya enak
  • Makan satu buah pisang sudah cukup mengenyangkan perut kita
  • Udara di Kota Serang sangat panas
  • Seharusnya, pemerintah bisa membenahi kekacauan tata niaga beras

Mari kita bahas bersama untuk menunjukan bahwa kalimat di atas merupakan opini atau pendapat.

Indonesia bisa menjadi negara maju. Kalimat ini mengandung pendapat karena kebenarannya belum terjadi.

Bakso Yanato di KPN rasanya enak. Enak merupakan penilaian subyektif. Bagi satu orang mungkin bakso Yanato itu cocok dengan seleranya, tetapi belum tentu selera itu akan sama orang lainnya. Jadi kalimat ini sangat subyektif dan dipastikan merupaka opini.

Makan satu buah pisang sudah cukup mengenyangkan perut kita. Ini kalimat bersifat relatif. Bisa jadi, si A akan merasa kenyang hanya memakan satu buah pisang karena memang ukuran perutnya kecil. Tetapi rasa kenyang itu belum tentu terjadi pada si B yang mungkin bisa menghabiskan 3-5 buah pisang agar merasa kenyang.

Udara di Kota Serang sangat panas. Bagi Pulan yang tadinya hidup di Amsterdam, Belanda dan belum lama tinggal di Kota Serang, Indonesia tentu saja udara terasa panas. Sedangkan bagi penduduk Kota Serang, sudah terbiasa dengan suhu yang rutin terjadi.

Seharusnya, pemerintah bisa membenahi kekacauan tata niaga beras. Ini jelas merupakan kalimat harapan dan memang belum terjadi. Kalimat ini merupakan opini karena berupa keinginan untuk perbaikan tata niaga beras.

Sebagai perbandingan, kita mengemukakan contoh kalimat yang berisi fakta, sebagai berikut;

  • Penelitian Bank Dunia, Indonesia berada pada urutan 300 negara berpenghasilan di bawah 500 dollar.
  • Hari ini, suhu udara di Kota Serang mencapai 38 derajat celcius.
  • Kota Serang merupakan ibukota Provinsi Banten
  • Jokowi, Gubernur DKI Jakarta resmi mengumumkan jadi calon presiden dari PDIP pada, Jumat, 14 Maret 2014.

Dalam praktinya, wartawan akan banyak varian dan cara untuk menggunakan kalimat yang mengandung opini. Seperti yang sudah dikemukakan, wartawan boleh menyampaikan pendapat orang lain atau narasumber, tetapi tidak boleh memasukan atau menulis opini pribadi si wartawan dalam berita. Karena itu muncul berbagai varian kalimat seperti menggunakan kata menyatakan, mengatakan, menduga dan sebagainya. Atau wartawan menggunakan kutipan langsung untuk menegaskan opini narasumber dalam berita tersebut.

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS