Breaking News

Teknik Menulis Lead: Accusation / Tudingan

Materi Jurnalistik

Nias Selatan, HarianNias.com -
Jarang media cetak berani menggunakan lead tudingan atau accusation, apalagi pada era rezim Orde Baru (Orba) berkuasa selama 32 tahun di Indonesia. Salah penggunaan lead ini, media cetak yang bersangkutan bisa dibreidel alias dihentikan penerbitannya untuk sementara maupun untuk selamanya.

Pada paska reformasi ketika kehidupan pers memiliki kebebasan yang luar biasa, lead tudingan langsung pun tetap jarang digunakan. Mengapa begitu? Karena lead tudingan menempatkan langsung pihak-pihak tertentu sebagai lawan yang dituduhkan terlibat dalam peristiwa atau objek berita. Tentu saja ini sangat beresiko, terutama resiko adanya tuntutan hukum yang boleh jadi mampu menutup atau membangkrutkan usaha media yang bersangkutan.

Terkadang muncul lead tudingan langsung di sejumlah media cetak dan internet. Tetapi, praktiknya lead ini dicampur dan “diakali” dengan lead yang lain seperti lead pertanyaan / quetions, lead kutipan atau lead pernyataan. Acapkali lead itu ditambah dengan kata-kata diduga, disinyalir atau kata-kata lainnya yang menempatkan pihak dalam objek berita itu sebagai sesuatu yang belum pasti, atau istilah hukumnya sebagai pihak tersangka. Pencampuran jenis lead itu tentunya untuk menghindari pasal-pasal hukum yang bisa menjerat perusahaan media.

Kekuatan lead tudingan langsung memang luar biasa. Lead ini mirip dengan surat terbuka yang ditujukan kepada seseorang atau pihak-pihak tertentu. Dengan cara ini, berita yang disajikan langsung berkonfrontasi dengan berbagai pihak.

Perhatikan contoh di bawah ini;

Contoh 1:

Jakarta – “Lo pikir bermanfaat cara kampanye berteriak-teriak dan mengumpulkan massa di lapangan terbuka. Sudah basi tahu,” kata Basuki alias Ahok, Wakil Gubernur DKI Jakarta ketika ditanya soal kiprahnya sebagai Juru Kampanye (Jurkam) Partai Gerindra, Rabu (19/3-2014).

Contoh 2:

Jakarta – Sebelum Anda menghakimi, mengacungkan jari, atau menyebarkan teori dan spekulasi, ingat bahwa Anda tak hanya menyakiti keluarga awak kabin dari pesawat yang hilang itu, tetapi juga menyakiti perasaan kami sebagai keluarga besar MAS.

Demikian surat Dr Nur Abd Rahim, putri Kapten Abd Rahim, pilot pesawat MH370 yang hilang dan belum ditemukan hingga saat ini. Surat terbuka itu ditujukan pada Menteri Perhubunga Malaysia dan dimuat di Strait Times, Rabu (19/3-2014).

Contoh 3:

Jakarta – “Kalian-kalian sudah keterlaluan, tak bungkam kalian,” begitu ucapan Soeharto, Presiden RI dalam sebuah acara di salah satu kapal perang eks Jerman Timur. Ucapan ini menanggapi genjarnya pemberitaan media yang menyoroti markup harga dan sebagian besar kapal perang itu dalam keadaan rusak ketika diterima Indonesia.

Hanya sebulan dari pernyataan itu, sejumlah 7 media di Indonesia dihentikan penerbitannya. Ke-7 media itu terdiri dari 5 suratkabar dan 2 majalah.

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS