Tel Aviv, MimbarBangsa.co.id — Para arkeolog menemukan sumber kekayaan yang dihimpun Raja Salomon selama memerintah sekitar 3.000 tahun yang lalu. Diketahui Raja Solomon berhasil memisahkan biji tembaga dari bebatuan yang ditambang dari situs arkeolog lembah Timna.
Para arkeolog mulai menggali situs kuno tersebut pada tahun 1964 di dalam gurun yang terletak di Lembah Timna. Sejak itu, para peneliti telah menemukan jaringan terowongan yang telah dikerjakan para budak di bawah Raja Salomo, yang dieksplorasi secara rahasia di Tambang Raja Salomon di Saluran Smithsonian.
Narator film dokumenter itu mencatat bahwa para arkeolog “mungkin telah menemukan” sumber kekayaan legendarisnya. Profesor Erez Ben-Yosef, dari Universitas Tel Aviv, telah menetapkan bahwa produksi di lokasi tersebut sedang booming pada masa pemerintahan Salomo 3.000 tahun yang lalu.
Tambang, itu tidak berisi emas atau perak, tetapi tembaga . Bukti tersebar di seluruh lokasi untuk produksi tembaga massal. “Semua bahan hitam adalah terak yang merupakan limbah dari tungku. Ini adalah bukti yang sangat penting untuk produksi tembaga kuno di Timna,” katanya seperti dikutip Express.co.uk, Senin (23/8/2021).
Saat itu tembaga menjadi komoditas umum di zaman kuno karena itu adalah salah satu logam yang paling dicari di Bumi. “Tembaga, pada waktu tertentu dalam sejarah, adalah sumber daya ekonomi yang paling penting. Ini adalah industri yang paling menguntungkan,” kata Prof Ben Yosef.
Dr Mohammad Najjar, dari Friends of Archaeology of Jordan, menjelaskan bahwa logam saat itu mirip dengan minyak mentah saat ini. “Karena Anda tidak dapat melakukannya tanpa minyak, dan pada saat itu Anda tidak dapat melakukannya tanpa tembaga.”
Tembaga adalah titik balik radikal dalam sejarah manusia. Untuk pertama kalinya, orang mengekstrak logam dari batu dan mengubahnya menjadi alat dan senjata.
Dr Najjar menggambarkan momen itu sebagai “lompatan kuantum” ketika manusia mulai memproduksi bahan mereka sendiri. Melalui proses peleburan, tembaga tersebut dipisahkan dari bijih alaminya di dalam batuan.
Bijih harus dipanaskan sampai 2.000 F°, dan untuk mencapai suhu seperti itu, pekerja harus terus menerus meniup api melalui pipa. Butuh berjam-jam untuk mendapatkan tembaga dalam bentuknya yang murni.
Sumber: Sindonews
0 Komentar