Breaking News

Bukan Lagi Endemi, Indonesia Akan Masuk Fase Hiperendemi

Jakarta, MimbarBangsa.co.id — Bukan lagi endemi, Corona di Indonesia disebut pakar akan masuk hiperendemi. Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra memberi contoh seperti yang terjadi pada kasus tuberkulosis (TBC) saat ini.

Angka kasus TBC menurutnya masih sangat tinggi di Indonesia, begitu juga di dunia.

“Ada penyakit yang endemi masih tinggi seperti tuberkulosis, itu ada di seluruh daerah, di Indonesia masih tinggi, di belahan-belahan dunia juga masih mengalaminya ya,” kata Hermawan, Kamis (26/8/2021).

“Artinya situasi endemi di Indonesia boleh jadi akan lebih spesifik lagi ke daerah-daerah atau pulau-pulau yang memang cukup rentan, baik secara lingkungan maupun perilaku masyarakat,” sambung dia.

Apa sebabnya Corona di Indonesia akan menjadi hiperendemi?

Hermawan mengungkap keterbatasan SDM dalam merespons penanganan pandemi hingga kemandirian vaksin jadi faktor Indonesia masuk hiperendemi.

“Karena laju penularannya masih tinggi, kelemahan testing kita masih terjadi, perilaku yang masih belum disiplin, SDM penanganan yang terbatas di daerah-daerah Indonesia potensial memasuki hiperendemi,” tuturnya.

“Jadi hiperendemi ini maknanya penyakit yang akan bertahan dengan status risiko yang masih tinggi apalagi belum ditemukan obat dan vaksinnya, Indonesia juga belum mampu secara mandiri,” kata Hermawan.

Di sisi lain, Hermawan mengingatkan penyakit-penyakit yang kemudian menjadi endemi di Indonesia sudah banyak terjadi seperti halnya kasus malaria hingga polio. Maka dari itu, sejumlah wilayah dengan perilaku protokol kesehatan yang minim, bukan tidak mungkin akan terus menerus menghadapi wabah COVID-19.

“Negara kita ini kan negara yang besar ya, terdiri dari beragam suku dan beribu pulau tapi pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, NTT, itu akan boleh jadi tetap akan ada kasus-kasus yang muncul kembali,” pungkas dia.

Sumber: Detik

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS