Breaking News

Teror Bom Isis di Afghanistan, Tewaskan 60 Orang dan Ratusan Luka-luka

Kabul MimbarBangsa.co.id — Seorang pejabat kesehatan senior Afghanistan kepada BBC mengatakan dua ledakan di bandar udara Kabul menewaskan setidaknya 60 orang, 140 lainnya luka-luka.

Pejabat militer Amerika Serikat (AS) mengatakan 12 tentara mereka tewas dalam insiden ini, bersama sejumlah warga sipil Afghanistan.

Satu ledakan terjadi di Gerbang Abbey, tempat pasukan Amerika dan Inggris bertugas membantu evakuasi.

Ledakan kedua terjadi di satu hotel di dekatnya. Setidaknya satu ledakan adalah bom bunuh diri, yang terjadi tak lama setelah AS dan sekutunya menyatakan terdapat ancaman besar serangan teroris dari kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS.

Pejabat Taliban mengatakan pengawal mereka termasuk di antara korban luka.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menggambarkannya sebagai “serangan barbar”.

“Saya bisa mengatakan, telah terjadi serangan teroris yang barbar di Kabul, di kompleks bandar udara, atau di keramaian di bandara, di mana, anggota militer Amerika Serikat menjadi korban, bersama sejumlah warga sipil Afghanistan,” terangnya.

“Kami ingin mengucapkan belasungkawa, baik kepada Amerika maupun kepada rakyat Afghanistan,” lanjutnya.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dalam unggahan di Twitter mengatakan pihaknya dengan keras mengecam ledakan ganda di area yang dikontrol oleh militer Amerika Serikat.

“Kami mengutuk pengeboman yang menyasar warga sipil di bandar udara Kabul,” ujarnya.

Ia menambahkan ledakan terjadi di “area yang tanggung jawab keamanannya ada di tangan militer AS”.

Juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres, Stephane Dujarric, juga mengtutuk atas insiden yang ia gambarkan sebagai serangan teroris yang menewaskan dan menyebabkan luka-luka warga sipil di Kabul.

“Insiden ini menggarisbawahi situasi di lapangan yang tidak menentu … tapi juga menguatkan keinginan kami untuk melanjutkan bantuan di seluruh negeri bagi rakyat Afghanistan,” ungkap juru bicara Sekjen PBB kepada para wartawan.

Wartawan BBC Secunder Kermani di Kabul mengatakan, “Video yang dibagikan di media sosial menjukkan tumpukan jenazah, jadi kemungkinan korban meningkat.”

Unit gawat darurat rumah sakit di Kabul mengatakan sekitar 60 korban luka tiba dari bandara.

Saat ini masih ada puluhan ribu warga Afghanistan di bandara dan berupaya meninggalkan negara itu setelah Taliban berkuasa.

Media Afghanistan, Tolo, melaporkan sejumlah orang yang terluka telah diangkut ke rumah sakit dengan kereta dorong.

Sejumlah gambar – yang diunggah di Twitter oleh media Afghanistan, Tolo, menunjukkan pria, perempuan dan anak-anak dengan balutan seadanya untuk luka di kepala – menyelamatkan diri.

Ledakan terjadi di gerbang Abbey tempat pasukan Inggris ditempatkan baru-baru ini. Gerbang ini adalah satu dari tiga gerbang yang ditutup menyusul peringatan adanya ancaman teroris.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ledakan itu disebabkan oleh pembom bunuh diri.

Gedung Putih memastikan bahwa Presiden Joe Biden telah diberitahu soal perkembangan itu.

Sebelumnya, Australia, Amerika Serikat, dan Inggris termasuk negara yang merilis peringatan tersebut kepada warga mereka. Adapun warga yang telah berada di luar bandara diimbau untuk meninggalkan area itu secepatnya.

Lebih dari 82.000 orang telah diangkut menggunakan pesawat dari Kabul, setelah kota itu jatuh ke tangan Taliban 10 hari lalu.

Sejumlah negara bergegas mengevakuasi warga mereka serta orang-orang Afghanistan sebelum tenggat pada 31 Agustus mendatang.

Taliban menolak memperpanjang tenggat tersebut, namun berjanji mengizinkan warga asing dan warga Afghan untuk meninggalkan negara itu setelah 31 Agustus, menurut Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken.

Pada Kamis (26/08), Menlu Australia Marise Payne menyatakan: “Saat ini terdapat ancaman serangan teroris yang sangat besar.”

Sumber: Okezone News

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS