Breaking News

Tekanan Inflasi Akibat Covid-19, Sebabkan Harga Daging Babi di AS Melonjak Tinggi

Jakarta, MimbarBangsa.co.id — Harga daging babi di AS diperkirakan makin mahal dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini disebabkan karena masalah rantai pasok dan tekanan inflasi yang dipicu oleh pandemi covid-19.

Ditambah lagi, masalah baru setelah Pemerintah California, AS, mengeluarkan undang-undang kesejahteraan hewan.

Dalam peraturan tersebut, pemerintah setempat mengharuskan industri daging babi untuk memberikan jarak kandang induk babi seluas 7,3 meter. Peraturan ini mulai diberlakukan pada awal tahun depan, tepatnya 1 Januari 2022.

Menanggapi hal tersebut produsen daging babi memprotes kebijakan pemerintah. Pasalnya, regulasi tersebut akan menambah biaya dan membuat pembeli daging babi memilih alternatif daging lain yang lebih terjangkau.

Penikmat daging babi di California menilai rantai pasok sedang tertatih-tatih di ambang bencana “The Great California Bacon Crisis” atau yang berarti kiamat daging babi asap.

Asisten Profesor Departemen Pertanian Universitas Negeri Michigan Trey Malone mengatakan tentu akan ada dampak jangka panjang atas kebijakan ini dan kini isunya menjadi pusat perhatian industri pertanian.

Namun, sebagian ekonom menilai konsumen California tidak keberatan dan masih dapat membayar US$8 lebih banyak untuk membeli daging babi.

Kebijakan dibuat agar ayam petelur, anak sapi muda, dan babi tidak terkurung dalam kandangnya. Masalah ini mulai mencuat pada 2018 setelah California menyetujui peraturan tersebut.

Sebelumnya, peraturan tentang ruang kandang bagi ayam dan anak sapi sudah berlaku pada awal 2020. Namun, jika bicara mengenai babi, isu ini memanas sebab babi diberikan ruang hingga 7,3 meter dan menghapus kandang kehamilan untuk babi.

Selama ini, kandang babi khususnya bagi babi hamil diberi ukuran seluas 2,1 meter dikali 0,61 meter. Memang babi dapat bergerak, menyusui, hingga tidur dalam kandang tetapi babi hamil dinilai tidak bisa bergerak kemana-mana dengan ukuran kandang seperti itu.

Bahkan, Departemen Pertanian Amerika Serikat menyatakan 75 persen babi hamil memiliki kandang dengan ukuran tersebut.

Hingga saat ini, pebisnis babi diperkirakan masih belum siap dengan kebijakan tersebut.

 

 

 

Sumber: CNN Indonesia

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS