Jakarta, MimbarBangsa.co.id — Militer Malaysia menggunakan perahu-perahu untuk mendistribusikan makanan kepada warga yang terjebak di rumah mereka setelah banjir besar melanda. Sedikitnya 14 orang tewas dan lebih dari 70.000 orang mengungsi akibat banjir ini.
Hujan deras berhari-hari memicu banjir terburuk dalam beberapa tahun di sejumlah wilayah Malaysia pada akhir pekan lalu. Banjir telah merendam kota-kota dan desa-desa serta memutus jalan-jalan utama.
Selangor – negara bagian terkaya dan terpadat di negara itu – adalah salah satu daerah yang paling parah dilanda banjir.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (21/12/2021), di kota Shah Alam, beberapa daerah masih terendam air pada hari Selasa (21/12). Para personel militer di perahu-perahu membagikan makanan kepada orang-orang yang terjebak di rumah mereka dan tempat-tempat penampungan pemerintah.
Pada Selasa (21/12) ini, kantor berita resmi Bernama melaporkan, jumlah korban tewas akibat banjir telah bertambah menjadi 14 orang, termasuk delapan orang di Selangor dan enam orang di negara bagian Pahang.
Namun, dengan laporan ada sejumlah orang yang masih hilang, diperkirakan korban jiwa akan meningkat.
Menurut data resmi, lebih dari 70.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena banjir, termasuk 41.000 orang di Pahang dan 26.000 di Selangor.
Negara Asia Tenggara itu dilanda banjir setiap tahun selama musim hujan, tetapi yang terjadi pada akhir pekan lalu adalah yang terburuk sejak 2014, ketika lebih dari 100.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
“Saya sudah berbisnis lebih dari 24 tahun ini belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Mohammad Awal, yang toko kosmetiknya berada di pinggiran Kuala Lumpur kebanjiran.
Pemanasan global telah dikaitkan dengan banjir yang semakin parah. Menurut para ahli, dikarenakan atmosfer yang lebih hangat menampung lebih banyak air, perubahan iklim meningkatkan risiko dan intensitas banjir dari curah hujan yang ekstrem.
Sumber: Detik
0 Komentar