Breaking News

KIsah Keluarga Sumanto Tak Punya Tetangga Gegara Proyek Tol

Klaten, MimbarBangsa.co.id — Keluarga Sumanto (58), warga Dusun Ngentak, Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, bakal tak punya tetangga karena terdampak proyek Tol Jogja-Solo. Rumahnya yang berada di RT 14 RW 5 kini menjadi satu-satunya rumah di RT tersebut.

“RT 14 sudah habis semua, pindah ke berbagai tempat. Tinggal satu keluarga Pak Manto yang memang rumahnya tidak kena tol,” ungkap Kades Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Gunawan Budi Utomo, Senin (24/1/2022).

Menurut Gunawan, di desanya ada sekitar 75 rumah yang terdampak tol. Sejak bulan Juli tahun lalu, sebagian sudah pindah membangun rumah baru di lokasi lain.

“Ada sekitar 75 rumah, dan sudah pindah ke desa lain atau pindah RT/RW dalam satu desa. RT 14 sudah bersih bangunan rumahnya kecuali Pak Manto,” sebut Gunawan.

Rumah Sumanto, ungkap Gunawan, selain digunakan untuk tinggal juga untuk usaha warung soto. Lokasinya di tepi jalan.

“Rumah sekaligus warung soto, jadi di tepi jalan. Keluarga aslinya dari Dusun Siman, tidak terlalu jauh,” sambung Gunawan.

Gunawan menyebut pemerintah desa tetap akan mempertahankan RT 14 meskipun tinggal satu rumah milik Sumanto.

“RT secara administratif dan kewilayahan tetap kita pertahankan meskipun tinggal satu rumah,” ungkap Gunawan.

Menurut Gunawan, dari pengecekan pemdes diketahui keluarga Sumanto secara domisili memang di RT 14 RW 5 Dusun Ngentak. Namun berdasarkan administrasi kependudukan di RT 15 Dusun Siman.

“Pak Manto domisili atau tinggalnya memang di RT 14 tetapi sebenarnya alamat KTP masih di RT 15 Dusun Siman, bukan Ngentak. Jadi warga RT 14 sebenarnya sudah tidak ada,” terang Gunawan.

Gunawan mengakui dampak proyek Tol Jogja-Solo ini memang membuat puluhan keluarga terpisah-pisah. Namun, lanjutnya, keluarga Sumanto nantinya tidak akan sendiri lagi. Sebab di wilayah RT 14 akan dibangun empat rumah baru.

“Nantinya tidak akan sendirian, dan RT 14 kembali ada penduduknya sebab ada empat rumah baru yang dibangun setelah dapat ganti rugi tol. Empat rumah itu semula dari RT 9 RW 2 tetapi membangun rumah di RT 14,” paparnya.

Istri Sumanto, Yumani (50) mengatakan seluruh warga RT habis tidak tersisa kecuali rumahnya. Sebanyak 23 KK tetangganya buyar.

“Cuma 23 KK sudah buyar ke mana-mana. Ada yang ke Desa Segaran, Sekaran, Delanggu, kemana saja karena tidak mungkin bertahan,” tutur Yumani.

Menurut Yumani, meskipun rumahnya tidak terkena proyek tol tetapi ada pekarangannya terdampak. Dia juga sudah menerima ganti rugi.

“Sebagian kena, yang kena tanah di belakang rumah. Ya di sini, tetap di sini, mau ke mana karena jualannya disini,” ungkap Yumani.

Riyanto (32) anak Sumanto mengaku tidak masalah meski keluarganya harus hidup sendiri. Di kampung tersebut mereka juga terhitung warga baru.

“Ya tidak apa-apa. Dari awal dengan tetangga di sini kan agak jauh, sebab keluarga saya sebenarnya orang baru di sini tapi tidak tahu kalau tetangga mau kena tol semua,” kata Riyanto.

Riyanto menjelaskan meskipun tidak punya tetangga keluarganya biasa saja. Sebab jalan di depan rumah merupakan jalan ramai.

“(Data) KTP kita belum sini (RT 14), hanya rumah kita di sini. Ya tidak susah, tetap ramai karena jalan ini kan ramai, jalan utama ke arah Delanggu,” kata Riyanto kepada detikJateng di lokasi.

Tidak hanya warga Klaten, menurut Riyanto, warga dari Solo dan Sukoharjo juga sering lewat jalan itu. Terutama yang akan wisata ke Ponggok dan Janti.

“Yang dari arah Sukoharjo, Solo yang mau wisata lewatnya sini lebih dekat. Daripada lewat Tegalgondo, ramai dan memutar,” imbuh Riyanto.

menjelaskan meskipun tidak punya tetangga keluarganya biasa saja. Sebab jalan di depan rumah merupakan jalan ramai.

“(Data) KTP kita belum sini (RT 14), hanya rumah kita di sini. Ya tidak susah, tetap ramai karena jalan ini kan ramai, jalan utama ke arah Delanggu,” kata Riyanto kepada detikJateng di lokasi.

Tidak hanya warga Klaten, menurut Riyanto, warga dari Solo dan Sukoharjo juga sering lewat jalan itu. Terutama yang akan wisata ke Ponggok dan Janti.

“Yang dari arah Sukoharjo, Solo yang mau wisata lewatnya sini lebih dekat. Daripada lewat Tegalgondo, ramai dan memutar,” imbuh Riyanto.

Sumber: Detik

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS