Breaking News

Proses Morfologis Bahasa Indonesia

Proses Morfologis

Proses morfologis adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya (Ramlan, 2009, hlm. 51). Selanjutnya, Ramlan (2009, hlm.51-82) juga membagi proses ini menjadi beberapa klasifikasi, meliputi: afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Berikut adalah penjelasannya.

Afiksasi

Afiksasi dalah proses pembubuhan afiks (imbuhan) pada sebuah morfem dasar atau bentuk dasar (Dhanawaty, 2017, hlm. 58). Proses ini melibatkan unsur-unsur dasar atau bentuk dasar, afiks, dan makna gramatikal yang dihasilkannya. Contoh afiksasi sesederhana:

  1. ubah + {ber-} > berubah
  2. ajar + {ber-} > belajar
  3. rupa + {ber-} > berupa

Dilihat dari posisi melekatnya bentuk dasar, afiks dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

  1. Prefiks, adalah afiks yang diimbuhkan di awal bentuk dasar, seperti me- pada kata menghibur. Prefiks dapat muncul bersama dengan sufiks atau afiks lain. Misalnya, prefiks ber- bersama sufiks -kan pada kata berdasarkan
  2. Infiks, adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, misalnya infiks -el- pada kata telunjuk dan -er- pada kata seruling.
  3. Sufiks, adalah afiks yang diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar. Umpamanya, dalam bahasa Indonesia, sufiks -an pada kata bagian dan sufiks -kan pada kata bagaikan.
  4. Konfiks, adalah afiks yang berupa morfem terbagi, yang bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar dan bagian yang kedua berposisi pada akhir bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, ada konfiks per-/-an seperti terdapat pada kata pertemuan, konfiks ke-/-an seperti pada kata keterangan, dan konfiks ber-/-an seperti pada kata berciuman.
  5. Sirkumfiks, adalah gabungan afiks yang bukan konfiks, seperti ber-/-an pada kata beraturan yang memiliki makna ‘mempunyai aturan’.

Reduplikasi

Ramlan (2009, hlm. 63) mengemukakan bahwa proses reduplikasi atau pengulangan adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan tersebut disebut kata ulang (terumasuk kata majemuk), sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar.

Terdapat beberapa jenis reduplikasi, yakni:

  1. Pengulangan seluruh, ialah pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, contohnya: sepeda menjadi sepeda-sepeda, pohon menjadi pohon-pohon.
  2. Pengulangan sebagian, merupakan pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Hampir semua bentuk dasar pengulangan golongan ini berupa bentuk kompleks, seperti: mengambil menjadi mengambil-ambil, berjalan menjadi berjalan-jalan.
  3. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, dalam jenis ini bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Artinya, pengulangan itu terjadi bersama-sama dengan proses pembubuhan afiks dan bersama-sama pula mendukung suatu fungsi, contohnya: kereta menjadi kereta-keretaan, pohon menjadi pohon-pohonan.
  4. Pengulangan dengan perubahan fonem, sebetulnya pengulaman yang termasuk dalam golongan ini sangatlah Contohnya: bolak-balik yang dibentuk dari dasar balik yang diulang seluruhnya dengan perubahan fonem /a/ menjadi /o/, dan dari /i/ menjadi /a/.

 

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS