Breaking News

Anjlok! Saham Facebook Merosot 20 Persen

New York, MimbarBangsa.co.id — Saham Facebook anjlok lebih dari 20 persen selama perpanjangan waktu perdagangan pada Rabu 2 Februari 2022 setelah perusahan melaporkan penghasilan kurang memuaskan. Induk usaha Facebook, Meta juga menyampaikan prediksi kinerja yang melemah dan mengungkapkan pertumbuhan pengguna platform stagnan.

Beberapa mayoritas poin yang disurvei terhadap Facebook lebih rendah dari perkiraan. Termasuk mencatatkan pergeseran lebih rendah terkait perkiraan banyak pengguna. Perusahaan hanya menorehkan laba per saham sebesar USD 3,67. Padahal hasil survei analisis Refinitiv mengharapkan keuntungan setiap saham sebanyak USD 3,84.

Pendapatan dari Facebook melampaui prediksi analis sebanyak USD 33,67 miliar. Sementara itu, survei Refinitiv hanya memperkirakan hanya USD 33,4 miliar.

Data Daily Active Users (DAUs) atau pengguna aktif harian lebih rendah yakni 1,93 milar saja. Sementara StreetAccount menduga mencapai 1,95 miliar pengguna. Untuk Monthly Active Users (MAUs) atau pengguna aktif bulanan mencatatkan 2,91 miliar. Ini sedikit di bawah perkiraan analis StreetAccount sebanyak 2,95 miliar pengguna per bulan.

Pendapatan rata-rata per pengguna atau Average Revenue per User (ARPU) meraup USD 11,57. Ini lebih tinggi dari yang analis Street Account harapkan yakni USD 11,38 saja.

Laporan Meta Tak Memuaskan

Perusahaan, yang baru-baru ini berganti nama menjadi Meta, mengeluarkan panduan yang mengecewakan kuartal I-2022. Hal ini disebabkan karena kekurangan laba kuartal IV dan jumlah pengguna. Pengguna aktif harian di Facebook sedikit turun pada kuartal IV dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Ini mengindikasikan penyusutan dalam catatan DAU.

Facebook menjelaskan pendapatan kuartal I-2022 akan menjadi USD 27-29 miliar. Ini jauh dari perkiraan analis atas penjualan sebesar USD 30,15 miliar, menurut Refinitiv. Itu berarti pertumbuhan 3-11 persen YoY.

Perusahaan di bawah pimpinan Zuckeberg ini sedang dilanda sejumlah sentimen. Termasuk perubahan privasi pada iOS Apple dan tantangan makroekonomi. Ini menyalahkan pertumbuhan yang lebih rendah dari perkiraan sebagian pada inflasi dan masalah rantai pasokan yang memengaruhi anggaran pengiklan.

Pergeseran ke produk yang tidak menghasilkan pendapatan sebanyak umpan berita intinya. Misalnya, orang menghabiskan lebih banyak waktu untuk video reels-nya.

“Di sisi tayangan, kami mengharapkan tantangan lanjutan dari peningkatan persaingan untuk waktu orang dan pergeseran keterlibatan dalam aplikasi kami ke permukaan video seperti Reels, yang menghasilkan uang dengan tarif lebih rendah daripada Feed dan Stories,” ungkap perusahaan, dilansir dari laman CNBC, Kamis (3/2/2022).

Catatan Buruk Sejak Ganti Nama

Laporan ini menjadi yang pertama bagi Facebook sejak mengubah nama perusahaan induknya menjadi Meta, yang merujuk pada metaverse.

CEO Mark Zuckerberg mengumumkan perubahan nama pada Oktober menyusul serangkaian laporan meresahkan terkait Facebook atas kebocoran dokumen yang dibagikan oleh mantan karyawannya dengan jurnalis, anggota parlemen, dan Komisi Sekuritas dan Bursa.

Dengan perubahan nama menjadi Meta memunculkan struktur pelaporan baru. Perusahaan mengatakan dalam laporan pendapatan terakhirnya seiring perusahan akan memecah divisi perangkat kerasnya yakni Facebook Reality Labs menjadi divisi terpisah.

Bisnis intinya adalah Facebook’s Family of Apps (FoA) Facebook, termasuk Instagram, Messenger, dan WhatsApp.

Sumber: Liputan6.com.

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS