Breaking News

Dubes Jelaskan Mengenai Pasukan Rusia di Perbatasan Ukraina

Jakarta, MimbarBangsa.co.id — Duta Besar Rusia di Jakarta, Lyudmila Vorobieva, menjelaskan situasi yang terjadi di perbatasan Rusia dengan Ukraina. Dia memberi penjelasan soal keberadaan pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina.

“Mengenai tarik mundurnya pasukan Rusia serta pernyataan-pernyataan tentang ‘invasi’ Rusia ke Ukraina pertama-tama saya ingin menggarisbawahi bahwa Rusia mengerahkan pasukan hanya di wilayahnya sendiri, yang merupakan hak kedaulatan negara mana pun,” ucap Dubes Vorobieva dalam keterangan tertulis kepada detikcom, Rabu (16/2/2022).

Dia menyatakan langkah Rusia merupakan upaya untuk menjamin keamanan nasional Rusia. Menurutnya, Rusia berupaya menjamin keamanan nasional terkait kebijakan agresif NATO.

“Saya ingin mengingatkan bahwa sudah lama militerisasi Ukraina terus berlanjut, Barat terus melakukan pasokan berbagai jenis senjata dan peralatan militer ke Kiev, sementara pakar NATO juga sedang melatih personel,” ujarnya.

Dia juga menyebut konflik bersenjata bukan pilihan Rusia. Berikut ini penjelasan lengkap Dubes Rusia di RI terkait situasi di perbatasan Ukraina:

Mengenai tarik mundurnya pasukan Rusia serta pernyataan-pernyataan tentang “invasi” Rusia ke Ukraina pertama-tama saya ingin menggarisbawahi bahwa Rusia mengerahkan pasukan hanya di wilayahnya sendiri, yang merupakan hak kedaulatan negara mana pun. Tindakan ini dilaksanakan khususnya untuk menjamin keamanan nasional berkaitan dengan kebijakan agresif NATO yang dipimpin AS. Saya ingin mengingatkan bahwa sudah lama militerisasi Ukraina terus berlanjut, Barat terus melakukan pasokan berbagai jenis senjata dan peralatan militer ke Kiev, sementara pakar NATO juga sedang melatih personel.

Pada saat yang sama, negara-negara Aliansi NATO mengerahkan peralatannya ke perbatasan Rusia, meningkatkan aktivitas pengintaian dan mengasah taktik serangan. Yang menjadi perhatian khusus bagi pihak Rusia adalah fakta bahwa ekspansi NATO terus berlanjut. Dalam konteks ini pernyataan yang dibesar-besarkan oleh media Barat tentang pengerahan tentara Rusia ke perbatasan justru sungguh membingungkan.

Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin sudah beberapa kali secara terbuka mengucapkan bahwa “konflik bersenjata sama sekali bukan menjadi pilihan kami, kami tidak menginginkan perkembangan peristiwa seperti itu”.

Posisi Moscow tidak berubah: Rusia adalah negara yang benar-benar memahami apa itu perang (negara kami kehilangan 27 juta orang dalam Perang Dunia II), sebagai salah satu peserta dalam peristiwa terkini di sekitar Ukraina, kami justru paling tidak menginginkan terjadinya eskalasi ketegangan di wilayah tersebut. Sebagaimana telah disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov “jika itu tergantung pada Federasi Rusia, maka perang tidak akan terjadi. Kami tidak menginginkan perang”.

Saya ingin menggarisbawahi bahwa pernyataan-pernyataan resmi tersebut dibuktikan tindakan nyata. Demikian, baru selesai latihan militer di Krimea (penyatuan kembali (reunifikasi) semenanjung dengan tanah air bersejarah menjadi mungkin karena merupakan ungkapan keinginan pribadi penduduknya, disampaikan melalui suara yang diberikan dalam referendum terbuka untuk kembali bergabung dengan Federasi Rusia), setelah itu pasukan segera pulang ke penempatan permanen mereka. Selain itu pada tanggal 20 Februari, 2022 direncanakan penyelesaian latihan bersama dengan Republik Belarus.

Berkaitan dengan hal ini kami mengimbau semua pihak untuk menghentikan pemicu ketegangan buatan tentang situasi di perbatasan Rusia- Ukraina dan mengambil langkah-langkah praktis bertujuan untuk mencapai deeskalasi nyata dan penyelesaian konflik di Donbass berdasarkan Kesepakatan Minsk yang tidak ada alternatif.

Sumber: Detik.com

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS