Breaking News

Indonesia Unjuk Gigi Borong Jet Tempur Rafale, Kapal Selam & Rudal Siluman

Jakarta, MimbarBangsa.co.id — Setalah China berani menggertak Indonesia di Laut Natuna Utara, Indonesia mengumumkan pembelian 42 jet tempur generasi 4.5 Rafale dan dua kapal selam Scorpene dari Perancis, Kamis 10 Februari 2022.

Tak hanya itu, TNI AL juga mengumumkan rencana pembelian rudal siluman pembunuh kapal permukaan Naval Strike Missile (NSM) yang sudah dipakai Angkatan Laut Amerika,

Terpisah, Kamis 10 Februari 2022, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken , mengumumkan Amerika menyetujui rencana penjualan 36 jet tempur F-15 EX pada Indonesia senilai 13,9 miliar dolar AS.

Sekadar mengingatkan untuk pertama kalinya, China secara terbuka menggertak Indonesia yang melakukan pengeboran minyak di ZEE Laut Natuna Utara.

China mengirimkan kapal perang dan melayangkan protes resmi ke Kementerian Luar Negeri awal Desember 2021.

“Kita rencananya akan mengakuisisi 42 pesawat Rafale. Kita mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk enam pesawat,” kata Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melalui rekaman yang diterima awak media, Kamis (10/2/2022).

Akuisisi 6 pesawat itu terjadi setelah Kementerian Pertahanan, diwakili Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemenhan Marsda Yusuf Jauhari, melakukan penandatanganan pembelian pesawat tempur itu dengan perwakilan Dassault Aviation di Jakarta, Kamis (10/2/2022).

Menhan Prabowo Subianto dan Menhan Prancis Florence Farly turut hadir dan menyaksikan penandatangan kontrak tersebut.

Kendati baru enam unit yang diakuisisi, Prabowo memastikan 36 jet Rafale sisanya akan dibeli Indonesia dalam waktu dekat.

“Akan disusul dalam waktu dekat dengan kontrak untuk 36 pesawat lagi dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator-simulator yang dibutuhkan,” ungkap Prabowo.

Sedangkan rencana pembelian kapal selam dua kapal selam Scorpene, diawali dengan kesepakatan penelitian dan pengembangan (research and development) yang melibatkan BUMN PT PAL dan Naval Group.

“Research and development tentang kapal selam antara PT PAL dengan Naval Group dari Perancis yang tentunya akan mengarah pada pembelian dua kapal selam Scorpene,” kata Prabowo.

Selain memborong jet tempur dan kapal selam, Indonesia juga meneken kerjasama pembuatan Munisi Kaliber Sedang (MKS) dan Munisi Kaliber Besar (MKB) yang diperlukan tank Indonesia.

Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose beserta Nexter Sales Director Asia Pacific, Amaury de Poncins mewakili CEO Nexter Munitions & CEO Mecar menandatangani Nota Kesepahaman kerjasama produk MKS dan MKB yang akan dilaksanakan meliputi munisi kal. 120 mm Main Battle Tank (MBT) , munisi kal. 105 mm medium tank Harimau, munisi kal. 20 mm Vector GI-2, munisi kal. 30 mm Rafale Gun dan munisi kal. 30 mm 6 & 7 barrel.
TNI AL Beli Rudal Siluman dan Diuji di Natuna

TNI Angkatan Laut bakal mempersenjatai kapal siluman satu-satunya milik Indonesia, KRI Golok 688 dengan rudal siluman Naval Strike Missile (NSM) yang sudah dipakai Angkatan Laut Amerika.

Rencana pembelian rudal pembunuh kapal perang permukaan buatan Kongsberg Defence & Aerospace ( Swedia ) terungkap dalam rapat paparan mengenai NSM, upgrade KRI Golok-688 dan pengadaan fast missile boat di Wisma Elang Laut (WEL) di Jakarta, Rabu (9/2/2022).

Rapat ini dipimpin Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono bersama pimpinan PT Lundin Industries Invest, Kongsberg Deffence & Aerospace AS dan PT Datareka Integrasia.

Melansir the drive, satu unit Naval Strike Missile dibanderol 2.194.000 dolar AS setara Rp 31.478.634.400,00 ( Rp 31,4 miliar ) .

“TNI AL berencana akan memperkuat armada tempurnya dengan rudal (peluru kendali) naval strike missile yang sangat cocok untuk kapal-kapal perang milik TNI AL karena memiliki daya tembak sejauh 250 kilometer,” demikian keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal), Rabu.

KRI Golok-688 merupakan Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran yang akan memperkuat Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmada I yang berada di Tanjung Uban, Bintan, Kepri.

KRI Golok-688 merupakan kapal asli buatan Indonesia yang diproduksi PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, Jawa Timur, dan diresmikan KSAL Laksamana Yudo, Sabtu, 21 Agustus 2021.

Kapal ini diklaim sebagai kapal siluman karena menggunakan bahan komposit serat karbon yang membuatnya sulit dideteksi radar musuh atau siluman.

Meluncur tak terlihat

Naval strike missile dianggap sangat cocok untuk TNI AL karena bisa meluncur sejauh 250 kilometer menuju obyek yang ditargetkan.

Rudal ini juga dinilai lebih mudah digerakkan ke tempat terkecil yang tidak terlihat.

Operasional misil ini dapat dikendalikan dari kapal utama.

Misil tersebut bisa dibawa dengan fast missile boat yang berukuran kecil, yakni memiliki panjang 19 meter, lebar 4 meter dengan kecepatan 55 knot.

Dengan ukuran itu, misil ini pun dianggap lebih efektif jika digunakan dalam pertempuran karena kecil, taktis, sulit dideteksi musuh dan sulit diserang rudal exocet namun mematikan.

Fast missile boat yang memiliki bobot 33 ton tersebut berkemampuan layar 500 miles dengan 6 awak kapal dan bekal selama 2 minggu.

Selain itu, fast missile boat ini disebut juga tidak bersuara, tidak terdeteksi radar dan mampu bergerak cepat.

Sedangkan cara mengoperasikan rudal tersebut adalah dengan terlebih dahulu mengambil foto target dan lokasinya menggunakan inframerah.

Kemudian data inframerah tersebut dimasukkan dalam data sistem persenjataan.

Lalu eksekusi penembakan dilaksanakan dari komando yang berasal dari kapal utama.

Fast missile boat tersebut bisa dimuatkan ke dalam kapal utama sejumlah 6 boat atau dapat berlayar secara mandiri.

Naval Strike Missile ini sudah digunakan oleh Amerika Serikat di Laut China Selatan dan selalu efektif mengenai sasaran tanpa bisa di-counter.

Kapal perang Amerika dari varian littoral combat ship (kapal tempur pesisir) yang bertugas di Laut China Selatan sudah dipersenjatai dengan rudal NSM.

Armada Pasifik yang memang berhadapan langsung dengan kapal-kapal perang China sudah beberapa kali menggelar uji coba penembakan rudal NSM.

Terakhir USS Gabrielle Giffords melakukan uji coba penembakan rudal NSM di Laut Philippina, 19 Maret 2021.

Untuk menguji kemampuannya, Yudo berkeinginan agar naval strike missile diujicobakan ke KRI Golok-688 di Laut China Selatan dengan jarak sasaran 250 kilometer sesuai spesifikasi misil tersebut.

TNI AL akan membantu fasilitas pengamanan dan target sasaran penembakan dalam rangka latihan.

Sementara dari pihak PT Kongsberg menyediakan misil yang akan dites dan sistem penembakannya.
Amerika Setujui Penjualan 36 Jet Tempur F-15

Terpisah, Menlu Amerika Antony Blinken mengumumkan pemerintahnya setuju menjual 36 jet tempur F-15 EX ke Indonesia senilai 13,9 miliar dolar AS.

Pengumuman ini disampaikan saat Menlu Amerika Antony Blinken saat berkunjung ke Australia, Kamis 10 Februari 2022.

Penjualan 36 jet tempur F-15 EX, termasuk mesin cadangan, peralatan terkait, termasuk amunisi dan sistem komunikasi, merupakan tindak lanjut kunjungan Menlu AS ke Indonesia pertengahan Desember 2021.

“Sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan mempertahankan kemampuan bela diri yang kuat dan efektif,” katanya.

Pernyataan itu tidak menyebutkan China tetapi pemerintah AS berturut-turut telah berusaha untuk meminta Indonesia, negara demokrasi berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, dalam kampanyenya untuk menangkal upaya China untuk meningkatkan pengaruhnya di Laut China Selatan.

Secara lebih rinci, AS menyetujui potensi penjualan ini lengkap dengan beberapa komponen lainnya.

“Paket itu juga mencakup 87 mesin, bersama dengan radar, komputer, sistem navigasi, dan perangkat keamanan untuk jet tempur canggih,” tulis The Washington Times.

Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan, rencana pembelian pesawat tempur telah mengerucut ke dua jet tempur, yakni Dassault Rafale asal Perancis dan F-15 EX dari Amerika Serikat.

Dengan rencana tersebut, Fadjar mengatakan, pemerintah meninggalkan rencana pembelian jet tempur Sukhoi Su-35 asal Rusia.

“Mengenai Sukhoi 35 dengan berat hati ya kita harus sudah meninggalkan perencanaan itu,” ujar Fadjar di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (22/12/2021).

Sebelumnya Menhan Prabowo mengatakan rencana pembelian pesawat tempur F-15EX masih dalam tahap negosiasi dengan Amerika Serikat.

“F-15 (F-15EX) kita masih dalam tahap negosiasi,” kata Prabowo usai memimpin Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Tahun 2022 pada hari kedua di Kemenhan, Jakarta, Kamis (20/1/2022).
China Gertak Indonesia

Sebelum China menggertak Indonesia dan meminta menghentikan pengeboran minyak di ZEE Indonesia di Perairan Natuna Utara, yang juga dianggapnya sebagai wilayahnya berdasarkan klaim sepihak dash nine.

China melakukan protes

China mengirimkan surat protes diplomatik ke Kementerian Luar Negeri Indonesia agar menghentikan kegiatan pengeboran minyak di Blok Tuna, Natuna Utara yang dilakukan Harbour Energy.

Tindakan China yang berani melayangkan surat protes diplomatik diungkap anggota DPR Komisi I yang membidangi hubungan luar negeri, Muhammad Farhan.

“Jawaban kami sangat tegas, bahwa kami tidak akan menghentikan pengeboran karena itu adalah hak kedaulatan kami,” kata Muhammad Farhan seperti dilansir malaymail yang mengutip reuters, 1 Desember 2021.

China juga keberatan setelah Indonesia mengganti nama perairan ZEE Indonesia di Laut China Selatan dengan nama Laut Natuna Utara.

China mengklaim perairan ZEE Indonesia di Natuna Utara itu merupakan teritorialnya berdasar klaim sepihak dash nine.

“(Surat itu) sedikit mengancam karena itu adalah upaya pertama diplomat China untuk mendorong agenda sembilan garis putus-putus (dash nine) mereka terhadap hak-hak kami di bawah Hukum Laut,” kata Muhammad Farhan.

Muhammad Farhan juga mengungkapkan, dalam surat terpisah, China juga memprotes latihan militer TNI Amerika Garuda Shield yang berlangsung Agustus lalu di Sumsel.

Latihan militer Garuda Shield, melibatkan 4.500 tentara dari Amerika Serikat dan Indonesia, merupakan acara rutin sejak 2009.

“Dalam surat resmi mereka, pemerintah China mengungkapkan keprihatinan mereka tentang stabilitas keamanan di Laut China Selatan,” katanya.

Terungkap sebelumnya, sejak 30 Juni 2021, China mengerahkan kapal penjaga pantai dan kapal peneliti ke lokasi sekitar pengeboran minyak di Blok Tuna di Laut Natuna Utara.

Selama empat bulan berikutnya, kapal-kapal China dan Indonesia saling membayangi di sekitar ladang minyak dan gas, sering kali datang dalam jarak 1 mil laut satu sama lain.

Data Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) dan Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), menunjukkan sebuah kapal penelitian China, Haiyang Dizhi 10, tiba di daerah tersebut pada akhir Agustus, hingga tujuh minggu berikutnya.

Kapal peneliti China ini bergerak lambat dalam pola grid Blok D-Alpha yang berdekatan, yang diperkirakan mempunyai cadangan minyak dan gas bernilai 500 miliar dolar AS.

“Berdasarkan pola pergerakan, sifat, dan kepemilikan kapal, sepertinya sedang melakukan survei ilmiah terhadap cadangan minyak D-Alpha,” kata Jeremia Humolong, peneliti di IOJI.

Pada 25 September, kapal induk Amerika USS Ronald Reagan datang dalam jarak 7 mil laut dari rig pengeboran Blok Tuna.

Empat kapal perang China juga dikerahkan ke daerah itu, menurut IOJI dan nelayan setempat.

Sumber: Tribun-medan

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS