Jakarta, MimbarBangsa.co.id — Godaan untuk hanya tidur dan mungkin mengambil izin sakit adalah sesuatu yang kita semua hadapi, tetapi kebanyakan dari kita melawannya. Tidak ada hal baik yang datang dari kemalasan, terutama ketika Anda harus bersiap-siap untuk memulai hari dan bekerja.
Selama ini, malas bangun dari tempat tidur kerap diidentikkan dengan tanda kemalasan. Namun, sebuah penelitian justru mengungkap hal sebaliknya. Yakni, itu bisa menjadi tanda kecerdasan.
Kok bisa? Berikut ini penjelasannya seperti dihimpun dari Brightside.me.
Tidak ingin bangun di pagi hari sebenarnya menentang gen Anda
Penelitian di Inggris berjudul, Why night owls are more intelligent, memberitahu kita untuk melihat nenek moyang kita. Menurut peneliti Satoshi Kanazawa dan Kaja Perina, manusia purba lebih awal tidur dan bangun lebih awal.
Menyimpang dari norma yang telah menjadi bagian dari manusia sejak awal, berarti orang yang hanya tidak ingin memulai hari sebenarnya lebih cocok untuk kehidupan modern. Ini sendiri merupakan tanda kecerdasan. Lagi pula, alarm dengan tombol tunda adalah penemuan yang relatif baru.
Malas bangun pagi menunjukkan inisiatif
Lebih tepatnya, tidak ingin bangun menunjukkan inisiatif dengan caranya sendiri. Jika kita memiliki keinginan yang jelas untuk mendengarkan tubuh kita dan tidak diatur oleh jam tertentu, maka itu menunjukkan bahwa kita mandiri.
Masuk akal bahwa orang yang ingin tidur bersedia untuk menemukan hasrat mereka sendiri dan menemukan solusi mereka sendiri.
Setidaknya, memecahkan masalah keinginan untuk tidur dengan lebih banyak tidur menunjukkan bahwa kita memiliki logika dasar, pemahaman tentang sebab-akibat, dan bahwa kita tidak selalu menolak jawaban yang jelas.
Orang malam cenderung lebih bahagia daripada orang pagi
Sebuah penelitian di University of Southampton mengamati pola tidur 1.229 pria dan wanita, serta keadaan sosial ekonomi mereka. Umumnya, orang yang pergi tidur menjelang tengah malam dan bangun setelah jam 8 pagi, yang dijuluki “burung hantu malam”, memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi dan gaya hidup yang lebih nyaman dan bahagia, terutama bila, dibandingkan dengan orang pagi, yang dijuluki “burung pagi.”
Sayangnya, ini tidak berarti kita memiliki izin gratis untuk tidur begitu saja, sama menggodanya dengan itu. Orang yang menghabiskan 12 jam atau lebih di tempat tidur, yang setidaknya setengah hari, juga memiliki risiko kematian dini yang lebih tinggi.
Sebagai perbandingan, orang-orang dengan risiko terendah adalah orang-orang yang tidur 8 jam.
Yang terpenting adalah tidur yang cukup
Pada akhirnya, tidur terlalu penting untuk menjadi sesuatu yang harus dianggap enteng. Tidur sebaiknya dinikmati tidak terlalu banyak, tetapi juga tidak terlalu sedikit.
Dan bagian terbaiknya adalah, Anda tidak harus menjadi seorang jenius untuk mendapatkan tidur malam yang nyenyak.
Sumber: Liputan6
0 Komentar