Breaking News

Pasukan Nuklir Rusia Siaga Tinggi Tunggu Perintah Vladimir Putin Gempur Ukraina

Moskow, MimbarBangsa.co.id — Rusia mulai mengaktifkan tiga unit militer, yakni peluncur roket sampai armada perang laut dan udara, setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan siaga tinggi. Pasukan Roket Strategis, Armada Laut Utara dan Pasifik, serta komando penerbangan jarak jauh telah menyiapkan para personel serta persenjataan.

“Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu melapor kepada Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Rusia VV Putin, sesuai perintahnya, pembagian tugas unit kendali pasukan roket strategis, armada Utara dan Pasifik, dan komando penerbangan jarak jauh telah siap untuk melaksanakan tugas pertempuran dengan kapasitas yang ditingkatkan,” bunyi pernyataan Kemhan Rusia, dikutip dari Sputnik, Senin (28/2/2022).

Seperti diketahui Presiden Putin pada Minggu kemarin memerintahkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi sebagai respons dari serentetan sanksi yang dijatuhkan Barat terhadap negaranya.

Dalam pidatonya di televisi, Putin mengutip pernyataan para pemimpin NATO serta sanksi ekonomi terhadap negaranya.

“Bukan hanya negara-negara Barat yang melakukan tindakan tidak bersahabat terhadap negara kita dalam hal ekonomi, maksud saya sanksi ilegal yang telah diketahui semua orang, tapi juga para pejabat tinggi negara-negara NATO yang membuat pernyataan agresif tentang negara kita,” katanya.

Dia kembali membela keputusannya menyerang Ukraina dengan alasan kelompok ‘neo-Nazi’ telah menguasai Ukraina dan mengancam keamanan Rusia. Tuduhan itu dianggap Ukraina dan Barat sebagai propaganda dan tak berdasar.

Saat pertama mengumumkan operasi militer khusus ke Ukraina pekan lalu, Putin juga mengancam pihak-pihak asing yang mencoba menghalanginya. Dia mengancam, pihak asing yang terlibat akan mendapatkan konsekuensi yang belum pernah ditemui sepanjang sejarah. Berbagai pihak yakin ancaman itu merujuk pada senjata nuklir.

Amerika Serikat mengomentari pernyataan Putin yang memerintahkan pasukan nuklir dalam siaga sangat tinggi sebagai retorika berbahaya. Tak sampai 4 hari sejak serangan dimulai, Barat membalas keputusan Rusia itu dari sisi politik, strategi, ekonomi, dan bisnis dalam jangkauan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sementara itu Juru Bicara Kemhan Rusia Igor Konashenkov kembali menegaskan negaranya tidak memulai permusuhan. Pihaknya hanya ini menyudahi ancaman Ukraina terhadap Rusia, terutama di Dontesk dan Luhansk (Donbass).

Menurut Konashenkov, Ukraina telah membunuh 14.000 warga sipil di Donbass, termasuk ratusan anak-anak, selama 8 tahun terakhir.

“Ini harus diakhiri, ini harus diakhiri ancaman tak berujung dari rezim Kiev terhadap Rusia. Rusia akan melakukannya,” ujar Konashenkov.

Dia menambahkan bahwa “Rusia tidak memulai permusuhan, Rusia mengakhirinya.”

Hanya prajurit kontrak yang ambil bagian dalam operasi militer khusus di Ukraina, kata Konashenkov.

“Saya ingin menekankan bahwa hanya perwira dan prajurit yang bertugas di bawah kontrak sebagai prajurit dan sersan yang ambil bagian dalam operasi militer khusus dari Angkatan Bersenjata Rusia,” kata Konashenkov.

Sumber: iNews.com

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS