Breaking News

Biden Desak Rusia Setop Aktivitas Militer di Pembangkit Nuklir Ukraina

Washington DC, MimbarBangsa.co.id — Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendesak Rusia untuk menghentikan aktivitas militer di salah satu pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Ukraina dan mengizinkan dinas urusan darurat untuk masuk.

Seperti dilansir AFP, Jumat (4/3/2022), desakan itu disampaikan Biden setelah berbicara via telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

“Mendesak Rusia untuk menghentikan aktivitas militernya di area tersebut dan mengizinkan petugas pemadam kebakaran dan petugas darurat untuk mengakses lokasi tersebut,” demikian pernyataan Gedung Putih membahas isi percakapan Biden dan Zelensky.

Tentara Rusia sebelumnya menyerang PLTN Zaporizhzhia — pembangkit nuklir terbesar di Eropa — yang ada di Enerhodar pada Jumat (4/3) pagi waktu setempat. Gambar dari lokasi kejadian menunjukkan kobaran api menerangi langit yang masih gelap dan memicu kepulan asap ke angkasa.

Laporan dinas urusan darurat Ukraina menyebut tentara Rusia menghalangi mereka untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di kompleks PLTN tersebut.

Seorang pejabat senior AS, yang enggan disebut namanya, menuturkan bahwa informasi terkini ‘tidak menunjukkan indikasi peningkatan level radiasi’ di kompleks PLTN tersebut. “Kami memantau dengan cermat,” sebutnya.

Menteri Energi AS Jennifer Granholm secara terpisah menyatakan dirinya telah berbicara dengan mitranya di Ukraina dan menegaskan bahwa reaktor yang ada di kompleks PLTN Zaporizhzhia itu dilindungi oleh ‘struktur pertahanan yang kuat’ dan ‘sedang dimatikan secara aman’.

“Operasi militer Rusia di dekat pembangkit itu ceroboh dan harus dihentikan,” tuturnya, sembari menyatakan bahwa pihaknya telah mengaktifkan Tim Tanggap Insiden Nuklir.

Serangan Rusia terhadap pembangkit nuklir Ukraina itu memicu kecaman internasional. Badan pengawas atom Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperingatkan adanya ‘bahaya berat’ jika reaktor-reaktor nuklir itu diserang.

Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin telah membahayakan seluruh Eropa.

Sumber: Detik.com

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS