Breaking News

Rusia dan Amerika Siap Siaga Hadapi Perang Nuklir

Moskow, MimbarBangsa.co.id — Akhir-akhir ini, kekhawatiran akan terjadinya Perang Dunia III semakin menggema mengingat banyak konflik yang berkobar di berbagai belahan dunia.

Di antaranya, perang Armenia vs Azerbaijan, perang India vs Pakistan, India vs China, dan gejolak di Laut China Selatan (Indo-Pasifik) hingga di beberapa belahan negara lainnya.

Terkini perang Rusia dengan Ukraina yang sudah memasuki hari hari ke-12. Namun, belum ada tanda-tanda gencatan senjata. Dampak dari invasi Rusia ini konon diprediksi terjadinya perang dunia ketiga hingga tejadi perang nuklir. AS-NATO dan Rusia sama-sama memiliki nuklir.

Sebelumnya, sejumlah pengamat mengatakan bahwa awal munculnya virus Corona diduga sebagai perang biologis pertanda telah dimulainya perang dunia ketiga.

Seperti baru-baru ini seorang tokoh Indonesia, Jimly Asshiddiqie telah memperingatkan Indonesia agar lebih waspadai adanya potensi ancaman perang dunia ketiga tersebut.

Bahkan Rusia, meski telah miliki tenaga nuklir terbesar di dunia, negara bekas Uni Soviet itu rupanya juga was-was akan terjadinya Perang Dunia III. Untuk itu, Rusia pun telah meningkatkan persiapan untuk Perang Dunia III.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah membangun pos komando nuklir. Melansir BCFokus, Kamis (12/11/2020) lalu, bunker itu dilengkapi dengan langkah-langkah keamanan mutakhir untuk mengendalikan 6.375 bom nuklir di negara itu.

Pos komando nuklir Rusia yang didirikan di antara pegunungan ini juga akan menahan serangan bom atom selama PD III dan terus berfungsi.

Pada tahun 2021 lalu, Putin mengatakan pos komando nuklir telah siap. Dia juga mengatakan Rusia akan dapat mengendalikan bom nuklirnya bahkan jika terjadi serangan nuklir melalui pusat komando ini.

Bom Nuklir Rusia

Seperti diketahui, Rusia memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada Amerika dan NATO. Putin telah memberi tahu kepala pertahanannya untuk terus meningkatkan sistem kontrol senjata tersebut, meski telah ditingkatkan berulang kali. Rusia memiliki 6.375 bom nuklir sedangkan Amerika Serikat memiliki 5.800 bom nuklir.

Putin baru-baru ini mengatakan dalam sebuah pertemuan dengan para kepala pertahanan bahwa triad nuklir akan selalu menjadi jaminan paling penting dan terpenting bagi keamanan militer Rusia. Dengan bom nuklirnya tersebut, Rusia memiliki kapasitas untuk menghancurkan seluruh Bumi sekaligus.

Rusia mampu menjatuhkan bom atom menggunakan rudal permukaan ke permukaan, yang ditembakkan dari kapal selam nuklir dan pesawat pembom (melalui air, darat, maupun udara).

Laporan baru-baru ini, di tengah ketegangan Rusia yang terus berlanjut dengan negara-negara Barat, mengatakan bahwa sekarang militer Rusia menjadi yang terkuat untuk pertama kalinya sejak runtuhnya Uni Soviet. Di zaman Uni Soviet, dulu jumlah bom atom di Rusia mencapai 40 ribu. Rusia kemudian mengurangi jumlah senjata nuklirnya setelah perjanjian dengan Amerika Serikat.

Sebelumnya, karena Perjanjian INF (Perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah), Amerika Serikat dan Rusia dilarang memproduksi rudal jarak pendek dan menengah tersebut. Namun, karena Amerika Serikat (oleh Donald Trump) menarik diri dari perjanjian Perang Dingin tersebut, Rusia kini mulai membangun rudal permukaan-ke-permukaan lagi.

Hingga saat ini, rudal pembunuh ini hanya bisa ditembakkan dari kapal perang dan kapal selam. Tak hanya itu, Putin mengizinkan Angkatan Laut Rusia membangun drone atau torpedo bawah air. Torpedo ini juga memiliki kemampuan untuk melakukan atomisasi nuklir. Itu bisa ditarik oleh kapal selam.

Bunker nuklir Rusia sudah ada di bukit Ural

Putin menegaskan bahwa Amerika Serikat dan NATO menganggap Rusia sebagai musuh militer utamanya dan berencana untuk melakukan serangan nuklir sebagai tanggapan atas serangan konvensionalnya.

Dia juga mengatakan bahwa sistem kendali senjata melemah. Kemudian, Rusia membangun bunker bawah tanah ini untuk mengantisipasi kabar dari Amerika ini.

Putin mengatakan semua peralatan dan sistem komunikasi harus sesederhana dan dapat diandalkan seperti senapan AK-47. Putin percaya bahwa serangan nuklir di negara itu akan menghasilkan serangan kontra-nuklir dengan bantuan bunker ini.

Saat ini, Rusia sudah memiliki dua bunker, salah satunya di pegunungan Ural bagian utara dan satu lagi di pegunungan Ural bagian selatan di Yamatau. Namun, Amerika pun tak tinggal diam dengan upaya Rusia dalam membangun bunker perlindungan tersebut.

Amerika Serikat pun membuat bom bunker nuklir B61-11 untuk menghancurkan bunker yang dibangun. Bom Atom-atom ini diklaim AS telah siap tahun 2021 lalu.

Tidak hanya itu, seperti Rusia, Amerika Serikat juga telah lama membangun bunker di kompleks Gunung Cheyenne milik Angkatan Udara AS. Bunker komando nuklir Rusia ini bahkan menjadi target teratas Amerika.

Bunker Rusia dirancang untuk tetap berhubungan bahkan jika terjadi serangan nuklir. Bunker pertama di perbukitan utara Ural konon dibangun di bawah batu granit setebal 1000 kaki (304 meter). Bunker nuklir kedua Rusia ada di Gunung Yamantau, dibangun di bawah batu setebal 3.000 kaki (914 meter).


Sumber: medan.tribunnews.com

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS