Breaking News

Alasan Prakiraan Cuaca Kadang Tak Akurat

Jakarta, MimbarBangsa.co.id — Prakiraan cuaca sering dipantau orang-orang yang ingin melakukan aktivitas di luar ruangan. Cuaca juga menjadi patokan bagi sebagian orang yang hendak menggelar acara. Tapi kenapa prakiraan cuaca kadang tak akurat dan sulit diprediksi?

Prakiraan cuaca terkadang tidak sesuai dengan kenyataannya, meskipun beberapa kali juga terbukti sesuai. Orang banyak mengklaim bahwa prakiraan cuaca hanyalah sebuah ‘ramalan’ yang sering salah.

Misalnya saja saat prakiraan cuaca mengatakan hari ini cerah namun secara mendadak turun hujan lebat ataupun sebaliknya. Para pekerja yang bertugas memantau prakiraan cuaca sebenarnya memiliki metode khusus, artinya bukan hanya sekedar menebak cuaca.

Dilansir dari Science ABC, prakiraan cuaca sebenarnya cukup akurat ketika tidak melibatkan terlalu banyak hari. Artinya tidak dijadikan patokan cuaca untuk jangka panjang.

Perkiraan cuaca untuk lima hari sebenarnya cukup akurat dan memiliki persentase akurasi sekitar 90%. Lain halnya dengan prakiraan cuaca untuk tujuh hari, jumlah akurasinya menurun menjadi sekitar 80%.

Semakin panjang jumlah hari yang masuk dalam prakiraan cuaca maka semakin tidak akurat. Jika ada prakiraan cuaca untuk 10 hari, maka peluang akurasinya hanya 50 persen. Bisa saja mendadak turun hujan saat prediksi cuaca mengatakan cerah.

Angka-angka ini sebenarnya telah mengalami perkembangan dan jauh lebih baik dari masa sebelumnya. Prediksi cuaca untuk lima hari ke depan, saat ini memiliki akurasi yang sama dengan ramalan satu hari pada tahun 1980.

Cara memprediksi cuaca

Menentukan prakiraan cuaca adalah proses yang rumit yang melibatkan banyak data, model matematika, dan komputasi. Banyak data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti salah satunya data satelit. Data ini kemudian dikumpulkan dan dianalisis. Selanjutnya ada komputer khusus yang kemudian menggunakan data ini untuk membuat prediksi cuaca.

Ide menggunakan analisis numerik untuk memprediksi cuaca berasal dari tahun 1920-an oleh Lewis Fry Richardson. Kemudian, dengan bantuan komputer canggih, hal ini dapat dilakukan dengan lebih praktis.

Dibutuhkan beberapa variabel berbeda yang harus diperhitungkan untuk menentukan keadaan atmosfer di setiap titik. Variabel ini meliputi angin, suhu, tekanan, dan lain sebagainya. Variabel digunakan sebagai kondisi awal yang dapat dimasukkan ke dalam model matematika. Model ini dirancang berdasarkan pola dalam data historis dan perilaku alami dari cuaca.

Data inilah yang kemudian digunakan untuk menentukan kondisi alam, termasuk dalam hal cuaca.

Mengapa prakiraan cuaca tidak akurat?

Untuk menentukan cuaca esok hari, biasanya para ahli akan menggunakan pedoman cuaca hari ini. Banyaknya variabel yang terlibat dalam proses ini menjadi alasan mengapa cuaca seringkali sulit diprediksi.

Eksperimen prediksi cuaca sebenarnya mengarah pada perumusan Teori Chaos. Pada tahun 1961, Edward Lorenz berusaha membuat model prakiraan cuaca yang akurat. Dia memasukkan nilai yang mewakili variabel atmosfer yang berbeda ke komputer untuk meramalkan cuaca.

Dalam percobaan ini, ia menemukan sesuatu yang sama sekali tidak disengaja. Ketika dia memotong nilainya menjadi hanya tiga tempat desimal, dari aslinya yang memiliki enam tempat desimal, didapatkan hasil yang sangat berbeda.

Teori Chaos menjelaskan sistem yang menunjukkan kepekaan ekstrim terhadap kondisi awal. Cuaca tidak dapat diprediksi dengan sangat akurat karena merupakan sistem yang kacau.

Ketika ada dua prakiraan yang berbeda namun variabelnya terlihat sangat mirip, maka dapat dengan cepat berubah menjadi kondisi cuaca yang berbeda. Inilah alasan mengapa prakiraan cuaca kerap dituding tidak akurat.

Prakiraan cuaca tidak mungkin bisa sempurna

Prakiraan cuaca sama sekali bukanlah hal yang bisa diprediksi benar 100 persen. Para ahli ataupun alat canggih sekalipun tidak dapat memperhitungkan semua variabel yang menentukan keadaan cuaca.

Para ahli meteorologi bisa saja mengumpulkan lebih banyak data dan meningkatkan keakuratan data untuk meramal prakiraan cuaca. Tapi tetap saja hasilnya tidak akan sempurna. Hal ini dikarenakan berhubungan langsung dengan alam. Akan menjadi hal mustahil untuk memetakan setiap molekul dan lintasannya di atmosfer.

Sebanyak apapun data yang dikumpulkan tentu tidak akan pernah bisa lengkap dan hasilnya pun tidak akurat. Namun dengan data yang lengkap ini, prakiraan cuaca bisa memiliki nilai akurasi yang lebih tinggi.

Hal ini akan sangat berguna, misalnya untuk memprediksi datangnya badai atau fenomena alam ekstrem lainnya. Jadi jangan berpikir bahwa prediksi cuaca hanyalah ramalan bohong dari para ahli meteorologi.

Sumber: Detik. com

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS