Breaking News

Soal Gempa Bali M 5,2, Ini Hasil Analisis dari PVMBGSoal Gempa Bali M 5,2, Ini Hasil Analisis dari PVMBG

Jakarta, MimbarBangsa.co.id  – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memaparkan analisis geologi gempa di Bali, Selasa (13/12/2022) serta sebaran gempa di sejumlah tempat lainnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mencatat sedikitnya terjadi 3 kali gempa di Bali, Selasa (13/12/2022) hingga pukul 17.38 WIB.

BMKG mencatat, pada pukul 17.38 WIB terjadi gempa berkekuatan Magnitudo (M) 5,2 dengan pusat gempa di laut pada koordinat 8,16 Lintang Selatan dan 115,62 Bujur Timur berjarak sekitar 31,69 km utara kota Amlapura (Ibu Kota Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali). Pusat gempa yang berada di laut dengan kedalaman 10 km itu tidak berpotensi tsunami.

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi PVMBG Supartoyo mengatakan lokasi pusat gempa bumi di Karangasem pada umumnya tersusun oleh morfologi dataran pantai, dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga terjal yang merupakan bagian dari morfologi tubuh gunung api.

“Litologinya tersusun oleh endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai dan batuan rombakan gunung api muda (breksi gunungapi, lava, tuff, batuan jatuhan gunung api),” kata Supartoyo ketika dihubungi Beritasatu.com pada Rabu (14/12/2022).

Sebagian batuan rombakan gunung api muda tersebut, lanjutnya, telah mengalami pelapukan. Endapan kuarter tersebut bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.

Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan rombakan gunungapi muda yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber (focal mechanism) dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif berupa sesar naik busur belakang Flores dengan mekanisme sesar naik.

“Sesar ini membentang di utara Bali, NTB hingga Flores dan pernah mengakibatkan terjadinya gempa bumi dahsyat pada tahun 2018,” urai Supartoyo.

Dampak Gempa Bumi
Menurut informasi dari BNPB kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan bencana berupa sembilan bangunan mengalami kerusakan di wilayah Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.

Data BMKG mencatat guncangan gempa bumi di Kabupaten Karangasem terasa pada skala intensitas IV MMI (Modified Mercally Intensity).

Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.

“Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi pada dasar laut yang dapat memicu kejadian tsunami,” ungkap Supartoyo.

Menurut data Badan Geologi pantai di utara dan timur Kabupaten Karangasem tergolong rawan bencana tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari 2 meter.

Untuk itu PVMBG pun memberikan rekomendasi yang sebaiknya diikuti, yakni:

1. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

2. Bagi masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman.

3. Bangunan di Kabupaten Karangasem harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

4. Oleh karena Kabupaten Karangasem tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.

5. Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

 

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS