Breaking News

Dampak Cuaca Buruk, Jutaan Ikan Mati di Waduk Jatiluhur

Purwakarta, MimbarBangsa.co.id  – Jutaan ikan ditemukan mati di kolam jaring apung perairan waduk Jatiluhur Purwakarta, Jawa Barat. Kematian massal terjadi akibat cuaca buruk melanda wilayah itu selama sepekan. Warga sekitar menyerbu petambak yang membawa ikan mati di atas perahu. Bahkan ada yang membawa ikan hingga puluh kilogram untuk diolah jadi ikan asin.

Warga Kampung Serpis, Desa Jatimekar, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, menyebu perahu petambak ikan yang membawa ratusan kilogram ikan yang mati di kolam jaring apung akibat cuaca buruk, Senin (2/1/2023).

Mereka berlomba-lomba mengambil ikan di atas perahu itu karena memang sengaja dibawa petambak untuk dibagikan ke warga sekitar. Ada yang membawa ember, karung, plastik hingga wadah-wadah yang bisa menampung ikan lebih banyak. Ikan tersebut tampak masih segar dan ada yang masih mengap-mengap. namun ada juga yang sudah mati beberapa jam sebelumnya.

Seorang warga bernama Enah ikut menyerbu ikan mati yang masih segar. Ia akan mengolahnya jadi pepes ikan maupun jadi ikan asin kering agar bisa dimakan.

“Buat dipais (pepes ) dikasih sama yang punya tambak ikan, Pak Nono, “ ujar wanita berusia 56 tahun, warga Kampung Serpis, Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur.

Banyak warga setempat yang mengambil ikan mati akibat cuaca buruk ini, namun ada juga warga yang mengambil ikan yang masih segar. Salah satu warga bernama Ida (43) sengaja memilih ikan segar. Ia mengambil ikan-ikan itu untuk dijadikan ikan asin.

“Mengambil ikan dibuat ikan asin, iya tadi di grup kalau yang butuh ikan ambil ke sini, iya ikan mati tapi kebanyakan yang masih segar, bisa juga buat olah, dua kantong kresek yang gede-gede, ada 20 kilogram,” katanya.

Sementara itu, kematian massal ikan ini terjadi pada minggu malam, yang diakibatkan cuaca buruk melanda perairan Jatiluhur. hampir sepekan tidak ada matahari yang menghangatkan suhu air. Oksigen di dalam air habis dan air menjadi sangat dingin. Ikan-ikan pun perlahan terkapar, dan kemudian mati mengambang.

 

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS