Breaking News

Ini Strategi BKKBN Cegah Seks di Luar Nikah Semakin Meningkat

Jakarta, MimbarBangsa.co.id  – Kepala Badan Kependudukan dan Kelurga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengakui bahwa remaja melakukan seks di luar nikah semakin banyak. Bahkan, pada 15 tahun lalu seseorang melakukan hubungan seks pertama pada usia 20 atau 21 tahun, namun sekarang pada usia 17 tahun sebagian besar telah melakukan hubungan seks.

“Secara kontinyu seks di luar nikah semakin banyak. Buktinya data di BKKBN kalau bertanya tentang kapan hubungan seks pertama itu maju di usia 17 tahun. Kalau dulu 15 tahun yang lalu jawabanya usia 20-21,” kata Hasto pada acara dialog daring tentang; “Polemik Remaja, Seks Bebas dan Kita” pada Sabtu (21/1/2022).

Untuk mencegah seks di luar nikah ini, Hasto menuturkan, BKKBN membentuk duta generasi berencana yang melibatkan remaja guna mengedukasi terkait seks bebas dan kesehatan reproduksi.

Menurut Hasto, remaja melakukan seks di luar nikah karena tidak mengetahui terkait seks dan kesehatan reproduksi. “Semakin dia melek tentang seks dan reproduksi, semakin dia tidak berperilaku menyimpang dan seks bebas,” ucapnya.

Hasto menjelaskan, pentingnya pendidikan seks dan kesehatan reproduksi karena pendidikan seks bukan pendidikan cara hubungan seks melainkan bagaimana mengenal kesehatan laki-laki dan perempuan serta menjaganya.

“Jadi saya kira tentang seksual education itu penting, sementara ini masih ditabukan,” ucapnya.

Hasto menuturkan, bangsa Indonesia masih merasa tabu terkait pendidikan seks, sehingga pengetahuan tentang seks dan reproduksinya belum maju, namun nafsu seks maju.

“Maksudnya saya, seks maju itu usianya. Sekarang rata-rata usia kawin atau kontak seks pertama bukan di usia 21-22 tahun seperti 20 tahun yang lalu. Tetapi hari ini, mayoritas puncak seks di usia 17-18 tahun. Padahal usia nikah cenderung terlambat tetapi usia kontak seks maju,” paparnya.

“Inilah yang terjadi seks pranikah meningkat dan menjadi masalah, sehingga solusinya pendidikan seks dan pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini,” sambungnya.

Pada kesempatan sama, Hasto mengungkapkan faktor penyebab seks pra nikah meningkat di antaranya karena media komunikasi di era disrupsi yang sangat cepat, sehingga mendongkrak sekat-sekat.

Selain itu, hubungan anak dan orang tua yang tidak sedekat dulu. Orang tua sulit berdiskusi dengan anak, sehingga dibutuhkan cara parenting yang tepat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

 

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS