Breaking News

Harga Emas Turun karena Saham dan Dolar di Zona Hijau

Chicago, MimbarBangsa.co.id  – Harga emas melemah pada Rabu (29/3/2023) karena terbebani penguatan pasar ekuitas (saham) dan dolar. Namun penurunan emas sejauh ini cukup terkendali, menandakan kekhawatiran sektor perbankan masih ada.

Harga emas di pasar spot melemah 0,5% jadi US$ 1.964,41 per ons dan harga emas berjangka AS tergerus 0,4% menjadi US$ 1.965,50.

“Ini berisiko di pasar ekuitas di mana saham naik,” kata analis pasar RJO Futures, Bob Haberkorn dikutip CNBC Internatonal.

Dia menyebut tidak ada berita baru yang nyata tentang masalah perbankan.”

Indeks utama bursa AS Wall Street naik karena kekhawatiran tekanan sektor perbankan mereda. Sementara imbal hasil Treasury berbalik arah dan turun, bahkan ketika ketidakpastian prospek ekonomi masih melekat.

Dolar naik sekitar 0,3% terhadap sebagian besar mata uang utama, menghentikan penurunan baru-baru ini. Dolar yang lebih kuat membuat emas batangan lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.

Investor akan mencermati pengukur inflasi utama, yakni indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti, pada akhir minggu. Data ini sebagai petunjuk lebih lanjut soal rencana pengetatan moneter Fed.

“Emas akan berada di sekitar level US$ 2.000 (per ons) sampai pada pertemuan Fed berikutnya. The Fed adalah penggerak di pasar untuk logam mulia,” kata Haberkorn.

Investor menilai sekitar 40% peluang kenaikan 25 basis poin pada bulan Mei, menurut alat CME FedWatch. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung menumpulkan daya tarik emas tanpa hasil.

Di logam lain, harga perak di pasar spot naik 0,4% menjadi US$ 23,34 per ons, platinum naik 0,6% menjadi US$ 969,35, dan paladium bertambah 1,1% menjadi US$ 1.435,54.

 

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS