Breaking News

Kerusuhan Antaretnis di India, Korban Tewas Capai 54 Orang

Guwahati, MimbarBangsa.co.id – Pihak berwenang di negara bagian Manipur di timur laut India sedang menyelidiki tewasnya 18-20 orang dalam beberapa hari terakhir yang disebabkan oleh bentrokan antaretnis baru-baru ini. Laporan di media setempat bahkan menyatakan, korban tewas telah mencapai 54 orang.

Ada insiden penjarahan dan pembakaran di beberapa bagian negara terpencil yang berbatasan dengan Myanmar dalam beberapa hari terakhir.

“Kami mendapat laporan sekitar 18 hingga 20 kematian dalam beberapa hari terakhir meskipun kami masih memverifikasi apakah kematian ini terjadi karena kekerasan baru-baru ini atau terkait dengan beberapa insiden lain,” Kuldeep Singh, penasihat keamanan pemerintah Manipur, mengatakan kepada wartawan. di ibu kota negara bagian Imphal.

Beberapa laporan media menyebutkan, jumlah korban tewas akibat bentrokan etnis antarsuku di Manipur mencapai 54 orang.

“Sekitar 100 orang terluka dan dirawat di berbagai rumah sakit,” kata Singh, menambahkan lebih dari 500 rumah dibakar selama beberapa hari terakhir dan beberapa kendaraan juga dibakar.

Direktur Jenderal Polisi Manipur P Doungel mengatakan, perintah telah diberikan untuk mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun yang ditemukan terlibat dalam tindakan kekerasan.

“Kami telah meminta tentara untuk mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun yang terlibat dalam kekerasan,” kata Doungel kepada wartawan.

Bentrokan pertama kali pecah ketika ribuan orang melakukan unjuk rasa yang diselenggarakan Persatuan Pelajar Semua Suki Manipur. Mereka menentang potensi masuknya kelompok etnis mayoritas Meitei ke Scheduled Tribe.

Karena dengan pemberian status Scheduled Tribe ini, memungkinkan Pemerintah India memberi pekerjaan sebagai pegawai, diterima di perguruan tinggi dan hak mendapat kursi dewan desa hingga parlemen. Status tersebut diberlakukan sebagai bentuk tindakan afirmatif untuk mengatasi ketidaksetaraan dan diskriminasi struktural historis.

Bila Meitei ditetapkan sebagai Scheduled Tribe, kelompok suku lain khawatir tidak punya kesempatan adil untuk mendapatkan pekerjaan dan keuntungan lainnya.

 

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS