Breaking News

Pelayaran Tamarin Samudra Bidik Revenue Tumbuh 30,9 Persen

Jakarta, MimbarBangsa.co.id – PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) pada tahun ini memproyeksikan pendapatan mampu bertumbuh hingga 30,9% atau setara US$ 14,7 juta dari periode yang sama pada tahun 2021 lalu yakni US$ 11,23 juta. Target ini seiring dengan industri jasa layanan minyak yang terus meningkat.

CFO Pelayaran Tamarin Samudra, Henry V Parengkuan mengatakan, pertumbuhan kinerja dari perseroan pada tahun ini akan ditopang oleh peningkatan kinerja industri jasa layanan minyak lepas pantai akibat harga minyak yang pada level positif pada saat ini.

“Untuk diketahui, sejak Januari 2022 sampai dengan April 2023, harga minyak bergerak fluktuatif, sejak September 2022 harga minyak selalu berada di bawah US$ 100/bbl. Perseroan optimis kinerja perusahaan akan tumbuh positif kedepannya,” jelasnya dalam paparan publik, Jumat (19/5/2023).

Emiten pelayaran ini mempunyai beberapa kontrak kerja berjalan, yaitu PT Pertamina Hulu Energi OSES di wilayah Central Business Unit (CBU) berakhir sampai dengan 17 November 2022, dan PT Pertamina Hulu Energi OSES di wilayah Drilling Well Intervention (DWI) berakhir sampai dengan Januari 2024.

“Pada awal 2023, perseroan juga memperoleh kontrak dengan PT Pertamina International Shipping (PIS) terkait Perjanjian Sewa Berdasarkan Waktu Kapal Accomodation Work Barge di Poleng, Madura, Indonesia,” ujar dia.

Perseroan memproyeksikan pendapatan meningkat 30% menjadi US$ 14,7 juta. Bahkan, lanjut dia, jumlah pendapatan sepanjang 2024 bisa mencapai US$19,27 juta atau melonjak 23,72%.

Lebih lanjut, tahun ini jumlah EBITDA perseroan diperkirakan mencapai US$ 9,81 juta atau melambung 43,84% dibanding 2022 yang sebesar US$ 6,82 juta. Sedangkan untuk 2024, EBITDA TAMU diproyeksikan US$12,15 juta atau bertumbuh 23,85%.

Sementara itu, tahun ini Pelayaran Tamarin akan membukukan laba komprehensif sebesar US$1,12 juta atau berbanding terbalik dengan capaian 2022 yang masih mencatatkan rugi komprehensif US$ 4,86 juta.

Laba komprehensif TAMU diproyeksikan bisa mencapai US$ 3,61 juta atau melesat 222,32% dibanding 2023 yang diperkirakan sebesar US$ 1,12 juta.

Adapun hingga kuartal pertama 2023, pendapatan usaha TAMU sudah menyentuh US$ 2,95 juta atau meningkat 11,3% . Sedangkan, EBITDA per 31 Maret 2023 tercatat US$ 1,73 juta atau meroket 262,94%.

Rugi komprehensif di kuartal I-2023 senilai US$ 330,47 ribu atau menyusut 79,3% dibanding rugi komprehensif pada kuartal I-2022 sebesar US$ 1,59 juta.

Selanjutnya, per 31 Maret 2023, TAMU terpantau dapat menekan liabilitas sebesar 8,69% menjadi US$ 32,65 juta dari US$ 35,76 juta pada 31 Maret 2022. Sementara itu, jumlah ekuitas hingga akhir kuartal I-2023 tercatat US$30,6 juta atau lebih rendah 10,53 % dibanding per akhir kuartal I-2022 sebesar US$34,2 juta

 

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS