Breaking News

7 Tradisi Unik Perayaan Idul Adha di Indonesia, Ada Manten Sapi

Jakarta, MimbarBangsa.co.idIdul Adha disebut juga sebagai Hari Raya Kurban karena diperingati dengan penyembelihan hewan kurban. Namun, beberapa daerah di Indonesia ada tradisi unik Idul Adha selain menyembelih hewan kurban, berikut ini ulasannya.

Hari Raya Idul Adha diawali dengan melaksanakan salat Idul Adha, biasanya umat muslim berkumpul di masjid atau lapangan terbuka. Setelah salat, umat muslim kemudian melakukan penyembelihan hewan kurban, biasanya berupa sapi, kambing, atau domba.

Hewan-hewan ini disembelih sebagai bentuk pengamalan akan pengorbanan Nabi Ibrahim AS terhadap putranya, Nabi Ismail AS. Setelah penyembelihan, daging kurban dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan orang-orang yang membutuhkan. Tradisi ini merupakan simbol dari berbagi kebahagiaan dan saling peduli terhadap sesama.

Tradisi Unik Idul Adha di Berbagai Daerah

1. Grebeg Gunungan di Yogyakarta
Tradisi unik Idul Adha yang pertama adalah tradisi grebeg gunungan di Yogyakarta. Tradisi ini dimeriahkan dengan mengarak hasil bumi dari halaman Keraton sampai Masjid Gede Kauman.

Arak-arakan tersebut berjumlah tiga gunungan yang tersusun dari hasil bumi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Gunungan tersebut digambarkan berupa halaman Kagungan dalem Masjid Gede, Pendopo Kawedanan Pengulon, dan Kepatihan serta Puro.

Nantinya, gunungan tersebut akan dibagikan atau diperebutkan oleh warga setempat yang menonton arakan hasil hasil tani tersebut. Menurut kepercayaan setempat, bila berhasil mengambil hasil bumi dalam bentuk gunungan ini artinya dapat mendatangkan keberkahan.

2. Apitan di Semarang
Tradisi unik Idul Adha lainnya adalah tradisi apitan. Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Semarang ini merupakan bentuk rasa syukur atas rezeki berupa hasil bumi yang diberikan oleh tuhan.

Tradisi ini mirip dengan grebeg gunungan di Yogyakarta, yang biasanya diisi dengan pembacaan doa dan dilanjutkan dengan arak-arakan hasil tani atau ternak, dan nantinya hasil tani tersebut akan diperebutkan oleh masyarakat setempat.

Tradisi apitan di Semarang ini dipercayai sudah menjadi kebiasaan masyarakat sejak masa Wali Songo sebagai bentuk ungkapan rasa syukur di perayaan Idul Adha.

3. Gamelan Sekaten di Cirebon
Cirebon juga memiliki tradisi unik Idul Adha yang disebut gamelan sekaten. Tradisi yang sudah dibawa oleh Sunan Gunung Jati ini kerap dilakukan setiap perayaan keagamaan Idul Adha, Idul Fitri dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tradisi ini dirayakan dengan alunan Gamelan yang berada di sekitar area Keraton Kasepuhan Cirebon sebagai pertanda hari kemenangan. Khusus saat perayaan Idul Adha, tabuhan musik gamelan tersebut dibunyikan setelah melaksanakan salat Idul Adha.

4. Manten Sapi di Pasuruan
Masyarakat Pasuruan merayakan Idul Adha dengan melakukan tradisi manten sapi. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur serta penghormatan kepada hewan kurban yang akan disembelih.

Yang menarik adalah sapi yang hendak dikurbankan dimandikan dengan air kembang dan didandani layaknya acara pengantin. Hewan tersebut juga dikalungkan dengan bunga tujuh rupa, lalu dibalut dengan kain kafan, serban,dan sajadah sebagai tanda kesucian.

Setelah didandani, semua sapi diarak menuju untuk diserahkan kepada panitia kurban. Usai disembelih daging sapi kurban ini biasanya akan diolah dan disantap bersama-sama oleh masyarakat Pasuruan.

5. Meugang di Aceh
Tradisi unik Idul Adha selanjutnya adalah tradisi meugang di Aceh. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan selalu identik dengan memasak makanan olahan daging sapi dan makan bersama keluarga serta kerabat.

Meugang berawal pada masa kerajaan Aceh dengan memotong hewan dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan syukur atas kemakmuran tanah Aceh.

Hingga kini, kegiatan ini masih diwariskan oleh seluruh lapisan masyarakat Aceh dengan pemotongan hewan kurban. Lalu, membagikan daging kepada warga sekitar dan fakir miskin.

6. Kaul dan Abda’u di Maluku Tengah
Daerah Maluku Tengah juga memiliki tradisi Idul Adha yang tidak kalah menarik, yaitu kaul dan abda’u. Tradisi tersebut merupakan serangkaian parade budaya yang dirayakan masyarakat Tulehu.

Kaul dan Abda’u sendiri telah berlangsung sejak abad ke-17. Prosesnya, diawali dengan pemuka adat dan agama yang akan menggendong 3 ekor kambing dengan kain usai melaksanakan salat Idul Adha.

Mereka kemudian berjalan mengelilingi desa dengan iringan bacaan takbir dan shalawat sambil menuju masjid. Masyarakat Tulehu mempercayai tradisi ini sebagai bentuk menolak bala serta meminta perlindungan kepada tuhan.

7. Ngejot di Bali
Tradisi unik Idul Adha yang terakhir adalah tradisi ngejot di Bali. Tradisi ini merupakan bentuk toleransi umat beragama, dimana masyarakat muslim berbagi makanan, minuman, serta buah kepada tetangga non muslim sebagai bentuk rasa syukur warga muslim terhadap tetangganya yang memiliki toleransi tinggi.

Itulah tradisi unik Idul Adha di setiap daerah di Indonesia yang memiliki ciri khas dan nuansa sendiri dalam memperingati Idul Adha. Tradisi-tradisi ini umumnya mencerminkan keragaman budaya dan keberagaman agama yang ada di Indonesia.

 

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS