Breaking News

SZ Dituduh Aniaya Siswanya Hingga Tewas, Berikut Tanggapan Kuasa Hukumnya

Kuasa Hukum SZ, Ridhomei Putra Duha, S.H., M.H.; dan Arman Bali, S.H. dari Kantor Hukum Ridhomei Putra Duha, S.H., M.H & Rekan

Nias Selatan, HarianNias.com
Beberapa minggu ini, sejumlah informasi di berbagai media menayangkan informasi yang seolah-olah SZ, Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Siduaori penyebab meninggalnya YN (17) yang meninggal tanggal 15 April 2024.

Menanggapi hal itu, Kuasa Hukum SZ, Ridhomei Putra Duha, S.H., M.H.; dan Arman Bali, S.H. dari Kantor Hukum Ridhomei Putra Duha, S.H., M.H & Rekan membantah dengan tegas informasi yang beredar tersebut.

“Informasi yang beredar tersebut, tidaklah benar,” kata Ridhomei Putra Duha, S.H., M.H. kepada Media HarianNias.com saat diwawancara di Polres Nias Selatan (26/4/2024).

Lebih lanjut Ridhomei Putra Duha, S.H., M.H. menyampaikan bahwa dalam Laporan Polisi yang dilaporkan oleh keluarga almarhum, dalam hal ini dilaporkan oleh Yantiria Telaumbanua, orang tua korban, pada tanggal 11 April 2024 dengan Laporan Polisi nomor : LP/B/50/IV/2024/RESKRIM/POLRES NIAS SELATAN/POLDA SUMATERA UTARA. Di dalam laporan tersebut disebutkan bahwa telah terjadi penganiayaan terhadap anaknya yang diduga dilakukan oleh Safrin Zebua (SZ) pada tanggal 23 Maret 2024.

“Dalam Laporan Polisi yang dilaporkan oleh keluarga almarhum, dalam hal ini dilaporkan oleh Yantiria Telaumbanua, orang tua korban, pada tanggal 11 April 2024 dengan Laporan Polisi nomor : LP/B/50/IV/2024/RESKRIM/POLRES NIAS SELATAN/POLDA SUMATERA UTARA. Di dalam laporan tersebut disebutkan bahwa telah terjadi penganiayaan terhadap anaknya yang diduga dilakukan oleh Safrin Zebua pada tanggal 23 Maret 2024, sementara dari beberapa informasi yang kami dapatkan, almmarhum tidak hadir pada tanggal tersebut,” kata Ridhomei Putra Duha, S.H., M.H.

Lebih lanjut, Ridhomei Putra Duha, S.H., M.H. menambahkan bahwa berdasarkan data yang mereka kumpulkan dan pengakuan dari kliennya, sesungguhnya kronologis dari masalah ini sebenarnya adalah sebagai berikut ini.

Kronologis kejadian yang dipaparkan oleh Ridhomei dibenarkan juga oleh 6 orang siswa teman almarhum dan satu guru yang berhasil diwawancarai oleh Media HarianNias.com.

Berikut Kronologis Kejadian:

Siswa siswi SMK Negeri 1 Siduaori yang Prakerin di Kantor Camat Siduaori berjumlah delapan orang. Pada tanggal 15 Maret 2024,  Sekretaris Kecamatan Siduaori menyuruh siswa/siswi untuk mengangkat genset, tetapi siswa/siswi tersebut tidak mengindahkan. Akhirnya Sekretaris Kecamatan Siduaori menyampaikan hal itu kepada Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Siduaori, Safrin Zebua.

Pada tanggal 16 Maret 2024, Kepala Sekolah SMK N 1 Siduaori meminta salah satu guru untuk mengumpulkan anak-anak prakerin di salah satu kelas.  Setelah berkumpul di dalam ruangan, Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Siduaori, Safrin Zebua menanyakan kepada siswa/siswinya apa saja kendala dan masalah di masing masing tempat prakerin kalian. Seluruh siswamenjawab “Tidak ada pak,” Setelah itu kembali Kepala Sekolah bertanya kepada siswa siswi yang prakerin di Kantor Camat Siduaori, apakah ada masalah kalian di tempat prakerin, mereka jawab “Tidak ada pak,”

Kemudian Kasek menyuruh mereka ke depan, khusus untuk laki-laki yang di tempatkan di Kantor Camat Siduaori, setelah itu mereka ke depan, lima orang. Kemudian Kasek kembali bertanya kepada mereka, “Apakah ada masalah kalian di tempat prakerin, di kantor camat?”  Kembali mereka menjawab “tidak ada pak,”

Kasek bertanya kepada siswa yang lima orang itu sambil berkata “Lebih jujur dari pada berbohong,” Setelah itu Kasek bertanya kedua kalinya “Apakah ada masalah atau tidak,” Setelah itu mereka sambil melirik satu sama lain baru ada salah satu dari siswa tersebut menjawab “Ada pak,”

Setelah Kasek mendengar jawaban mereka, maka Kasek mengepalkan tangan sambil mendorong kening siswa yang lima orang tersebut.  Dan Kasek berkata sama mereka, “Kenapa tidak jujur dari tadi?” Lebih lanjut Kasek menyampaikan kepada siswa tersebut, “Tidak mungkin Bapak Sekcam Siduaori menghubungi saya melalui telepon seluler kalau tidak ada permasalahan di tempat prakerin, dan tidak mungkin gila Bapak Camat Siduaori marah- marah sama kalian kalau tidak ada sebab akibat,” Lalu salah seorang siswa atas nama Fobuata Laia menjawab, “Iya pak, gila pak Camat itu,” Dan pada saat itu, semua yang ada dalam ruangan itu, ikut ketawa. Setelah itu, Kasek SMKN 1 Siduaori, kembali mendorong kening mereka dengan tangan sambil mengatakan, “Sudah salah malah ketawa,”

Setelah itu Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Siduaori meminta tiga orang siswi perempuan yang Prakerin di Kantor Camat Siduaori untuk ke depan. Kemudian ia bertanya, “Apa masalah kalian di Kantor Camat?” Siswa yang bernama Yulianti Zebua menyampaikan bahwa “Bapak Camat marah marah terhadap saya, karena pak Camat memanggil-manggil nama saya, namun pada saat itu saya berada di luar kantor,” kata siswa tersebut.

Lalu Kasek sampaikan kepada Yulianti Zebua, “Jangan jauh-jauh dari tempat Prakerin manatau saja ada pekerjaan yang ditugaskan,” sambil mendorong kening dengan kepalan tangannya.

Setelah itu Kasek tanyakan hal yang sama kepada Fitriani Telaumbanua, namun dia tidak menjawab dan hanya senyum-senyum saja,  Kemudian Kasek dengan hal sama mendorong kening Fitriani Telaumbanua dengan kepalan tangannya sembari berkata, “Kenapa kamu tidak menjawab?”

Hal yang sama juga ditanyakan kepada Efitrisna Telaumbanua, dan Efitrisna Telaumbanua menjawab, “Yang bermasalah itu teman kami laki-laki, mendorong meja dan tidak mau disuruh,” Setelah itu kepala sekolah SMK Negeri 1 Siduaori mengatakan, “Kalian tahu kesalahan kalian?” Mereka menjawab, “Tidak pak!” Baru Kepala Sekolah SMK Negeri 1 menyampikan bahwa “Kesalahan kalian, kalau kalian ditegur maupun kalau ada orang lewat, Bibir kalian itu, tidak boleh komat kamit,” Setelah itu, siswinya menjawab, “Ia pak,”

Kemudian, Kepala Sekolah memberikan motivasi dan menghimbau mereka untuk menjaga nama baik sekolah serta menasehati mereka kalau tidak ada kerjaan lebih baik ditanyakan, kira-kira apa yang bisa dikerjakan.

Setelah itu, Kasek mohon izin untuk meninggalkan ruangan dikarenakan ada pertemuan kepala sekolah tentang verikasi UKK Kelas XII yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Gomo. Dan Kasek menitip pesan kepada Guru atas nama Sokhiwanol Laia, S.Pd. untuk melanjutkan pembinaan serta mengarahkan siswa untuk pembuatan laporan.

Pada hari Senin tanggal 18 Maret 2024, siswa-siswi masuk di DUDIKA. Sekcam menugumpulkan mereka dan mempertanyakan apakah sehat dan ada yang sakit? Dengan serentak mereka menjawab sehat dan tidak ada yang sakit. Setelah itu Sekcam atas nama Yasozisokhi Ndruru, S.Pd. mempertanyakan, “Apakah sudah aman permasalahan kalian,” Dan mereka menjawab, “Sudah pak,”

Hari berikutnya Selasa tanggal 19 Maret 2024, siswa-siswi yang berjumlah 8 (delapan) orang, hadir lagi di DUDIKA. Dan seperti biasa Sekcam atas nama Yasozisokhi Ndruru, S.Pd. kembali mempertanyakan kabar dan kondisi mereka apakah sehat dan ada yang sakit dan mereka menjawab serentak sehat dan tidak ada yang sakit.

Mulai dari hari Rabu tanggal 20 s/d hari Jumaat tanggal 22 Maret 2024, siswa yang bernama Yaredi Ndruru tidak pernah hadir di DUDIKA tanpa informasi yang jelas.

Pada hari Sabtu tanggal 23 Maret 2024, siswa yang bernama Yaredi Ndruru tidak hadir di sekolah dimana pada hari sabtu tersebut merupakan waktu evaluasi bagi seluruh siswa-siswi yang mengikuti kegiatan Prakerin di masing-masing DUDIKA.

Hari Minggu tanggal 24 Maret 2024 Sekitar Pukul 21.00 Wib, Yaredi Ndruru datang ke rumah temanya atas nama Saverius Oskar Telaumbanua meminta Hotspot untuk bisa main Game dari Pukul 21.00 Wib sampai Pukul 05:00 Wib pagi. Dan baru keluar rumah sekitar Pukul 05:30 Wib, pergi ke Situs Megalith Tetegewo dengan alasan mengambil baju. Senin Tanggal 25 Maret 2024. Pada siang harinya Saverius Telaumbanua menghubungi Yaredi Ndruru melalui telefon seluler mempertanyakan kenapa tidak hadir di DUDIKA dan Yaredi Ndruru menjawab Saya sakit (meriang) dan pada saat itu posisinya masih di Situs Megalith Tetegewo.

Pada hari Selasa tanggal 26 Maret 2024, siswa atas nama Yaredi Ndruru kembali tidak hadir di DUDIKA dan Saverius Oskar Telaumbanua menghubunginya kenapa tidak datang lagi ke DUDIKA dan Yaredi Ndruru menjawabnya, “Kepala saya pusing dan kaki saya lemas,” dan Saverius Oskar Telaumbanua menawarkan untuk menjemputnya di lokasi Situs Megalith Tetegewo untuk di bawa ke rumahnya dan Yaredi Ndruru menjawabnya tidak usah biar mama saya aja yang menjemput saya besok. Hingga pada tanggal 27 s/d 30 Maret Yar edi tidak ada informasi.

© Copyright 2024 - HARIAN NIAS - PUSAT BERITA KEPULAUAN NIAS